Beredar Kabar Vaksinasi Anak 6-11 Jadi Kelinci Percobaan, Satgas Covid-19 Tegaskan Itu Isu Hoaks
Satgas Penanganan Covid-19 menegaskan, video yang menyatakan anak-anak 6-11 tahun dimanfaatkan sebagai kelinci percobaan vaksin adalah isu hoaks.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 menegaskan, video yang menyatakan anak-anak 6-11 tahun dimanfaatkan sebagai kelinci percobaan vaksin adalah isu hoaks.
Masyarakat diminta tak terpengaruh serta menyebarluaskan berita bohong itu.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menegaskan, vaksin anak usia 6-11 tahun adalah usaha perlindungan ekstra bagi anak-anak dan orang-orang di sekitarnya.
Baca juga: Imbas Kasus Joki Vaksin, Satgas Covid-19 Pinrang Lakukan Evaluasi: Akan Lebih Ketat Memverifikasi
Baca juga: Dorong Herd Imunity, Vaksinasi Covid-19 Usia 6-11 Tahun Digencarkan
"Mohon siapapun untuk tidak membuat konten informasi yang salah dan tidak berbasis fakta serta data ilmiah dari sumber terpercaya. Karena terdapat sanksi hukum apabila menyebar dan menimbulkan misinformasi atau disinformasi," tegas Wiku dalam memberikan keterangan pers virtual kepada media, Kamis (23/12/2021).
Masyarakat dalam menerima informasi disarankan selektif dan mencermatinya berdasarkan fakta-fakta atau kajian berbasis ilmiah yang ada.
Sebagai contoh, terkait vaksin anak usia 6 - 11 tahun, terdapat fakta-fakta yang dapat dicermati.
Pertama, vaksin jenis Sinovac baik yang langsung diproduksi oleh Sinovac di Cina, atau Coronavac maupun yang diolah oleh Biofarma telah mendapatkan persetujuan penggunaan pada masa darurat atau Emergency Use of Authorization (EUA), serta penerbitan nomor izin edar dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (POM).
Karena, penerbitan EUA diberikan kepada obat atau vaksin Covid-19 yang masih dalam tahap pengembangan di masa pandemi semata-mata untuk memberikan perlindungan terbaik bagi seluruh masyarakat. Termasuk anak-anak usia 6-11 tahun.
Kedua, berdasarkan hasil laporan ilmiah dari uji coba telah dilakukan, pemantauan berkala kepada penerima vaksin di Cina.
Keputusan ilmiah ini mempertimbangkan keamanan dan kemampuan pembentukan antibodi sehingga vaksin dapat direkomendasikan untuk anak kelompok usia 6-11 tahun.
Ketiga, EUA yang diberikan juga menjadi upaya percepatan proses pengembangan registrasi dan evaluasi vaksin tanpa melupakan aspek mutu keamanan dan khasiatnya.
Vaksinasi anak dilakukan di berbagai sentra seperti Puskesmas, Rumah Sakit, pos pelayanan vaksinasi, di sekolah atau satuan pendidikan lainnya maupun lembaga Kesejahteraan sosial anak.
Karenanya, masyarakat harus semakin cerdas dalam menerima informasi. Masyarakat selalu melengkapi diri dengan informasi berbasis kajian ilmiah dan berasal dari sumber yang dapat dipercaya.
"Saya harapkan masyarakat tidak ikut menyebarkan konten tanpa basis ilmiah yang semata-mata dibuat untuk menyebarkan ketakutan," tegas Wiku.