Varian Omicron Terdeteksi di Jakarta, Satgas Covid-19 Sarankan Masyarakat Lakukan Hal Ini
Jelang akhir 2021, meski tidak terjadi lonjakan kasus, masyarakat diimbau disiplin protokol kesehatan (Prokes) serta mengikuti vaksinasi.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jelang akhir 2021, meski tidak terjadi lonjakan kasus, masyarakat diimbau disiplin protokol kesehatan (Prokes) serta mengikuti vaksinasi.
Apalagi, kini penularan Covid-19 dibayangi varian Omicron yang telah terdeteksi di Jakarta sebagai transmisi lokal.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sonny Harry B Harmadi mengakui, kepatuhan Prokes sempat turun pada bulan November hingga minggu kedua Desember.
Namun minggu ketiga dan keempat, sudah kembali membaik.
“Belajar dari beberapa negara yang terjadi lonjakan kasus (Omicron), cenderung terjadi penyebaran lebih cepat dari varian Delta meski tingkat keparahan lebih ringan,” ujar Sonny dalam Dialog Produktif Media Center FMB9 – KPCPEN, Selasa (28/12/2021).
Masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. Namun harus paham bahwa ada varian Omricron berisiko lebih menular.
Sonny menegaskan, terdapat 9 langkah yang perlu diperhatikan yakni pakai masker dengan benar, jaga jarak, cuci tangan, pastikan ventilasi udara, hindari tempat ramai tertutup, jaga etika batuk kersin, hindari sentuh mata hidung mulut bila tangan tidak bersih, vaksinasi, dan batasi mobilitas.
Baca juga: Tak Pergi ke Luar Negeri, Ini Kronologi Evakuasi Penyintas Covid-19 Varian Omicron di Pluit
“53 persen penduduk Indonesia sudah divaksin lengkap dan 75 persen nya sudah dosis pertama," kata dia.
Sementara itu Juru Bicara Vaksinasi Covif-19 Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, sampai akhir Desember diperkirakan capaian vaksin 77 persen dosis pertama dan 56-57 persen dosis kedua.
“Artinya memang kita harus lakukan akselerasi. Karena untuk dosis pertama sudah masuki wilayah yang sulit, seperti daerah dengan tantangan geografis dan transportasi, maupun daerah 3T,”
ujar Nadia.
Pada 2022, tuturnya, pemerintah akan menyelesaikan sisa target sasaran vaksin dengan percepatan, sehingga 208 juta sasaran vaksin diharapkan selesai pada Maret 2022.
Serta menyelesaikan vaksinasi anak 6-11 tahun pada Juni 2022.
“Vaksin booster dipercepat pada awal 2022 dengan 2 skema yakni secara mandiri dan dibiayai pemerintah,” papar Nadia.
Diketahu, kemampuan Omicron men-double kasus adalah 2-3 hari sedangkan Delta 10-14 hari.
“Kita betul-betul harus kendalikan laju penularan Omicron ini. Terlebih lagi, Omicron ini diketahui hampir tidak bergejala. Hanya 3 dari kasus konfirmasi Omicron positif yang bergejala dan sangat ringan. Keluhan utama sejauh ini hanya batuk pilek dan demam sedikit,” bebernya.
Kesempatan yang sama, Campaign Director Gerakan Pakai Masker, Grace Hananta mengakui, meski Prokes sudah semakin baik namun tentu saja ada tantangan tersendiri dalam penerapan Prokes yang terus-menerus.
“Karena itu semua kader selalu diaktifkan untuk menggaungkan dan mencontohkan Prokes di tengah masyarakat,” tuturnya.
Ia juga menekankan hal lain, bahwa sekarang tantangannya bukan hanya pakai masker tapi juga menyempurnakan proteksi dengan cuci tangan dan jaga jarak. Jaga jarak, ujarnya, sangat terbantu oleh aplikasi PeduliLindungi, karena kita dapat mengetahui berapa orang yang ada di suatu tempat.
“Kalau memang ramai, ya sebaiknya berganti tempat,” tegasnya.
Grace yang juga seorang dokter itu menerangkan, masker ganda masih relevan, karena membuat masker terpasang lebih rapat sehingga meningkatkan proteksi.