Menkes Sebut Vaksinasi Booster Dimulai 12 Januari 2022, Ini Syarat dan Kriteria Penerimanya
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan booster akan diberikan ke golongan dewasa di atas 18 tahun sesuai dengan rekomendasi WHO.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan vaksinasi booster Covid-19 dimulai pada 12 Januari 2021.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, syarat dan kriteria penerimanya.
"Program vaksinasi Booster sudah diputuskan oleh Bapak Presiden akan jalan tanggal 12 Januari ini," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (3/1/2021).
Baca juga: UEA Larang Perjalanan ke Luar Negeri bagi Warga yang Belum Dapat Vaksin Booster
Mantan dirut Bank Mandiri ini mengatakan, booster akan diberikan ke golongan dewasa di atas 18 tahun sesuai dengan rekomendasi WHO.
Kemudian, akan diberikan ke kabupaten atau kota yang sudah memenuhi kriteria 70 persen suntik pertama dan 60 persen dosis kedua.
"Jadi sampai sekarang ada 244 kabupaten kota yang sudah memenuhi kriteria tersebut," jelas Menkes.
Nantinya, vaksinasi booster ini akan diberikan dengan jangka waktu di atas 6 bulan sesudah dosis kedua.
Baca juga: Kebijakan Vaksinasi ‘Booster’ 2022 Harus Penuhi Efektivitas dan Kehalalan Vaksin
Budi menyebut, ada sekitar 21 juta sasaran di bulan Januari yang sudah masuk ke kategori ini.
Sementara untuk jenis vaksin booster, Budi menyebut masih dalam proses rekomendasi ITAGI dan BPOM RI.
"Ada yang homolog atau jenisnya sama, ada yang heterogen jenis berbeda. Mudah-mudahan nanti akan bisa segera diputuskan tanggal 10 sesudah keluar rekomendasi dari ITAGI dan BPOM RI," jelas Budi.
Efektifkah Vaksin Booster Covid-19 Menangkal Omicron? Begini Penjelasan Pakar Mikribiologi
Pakar mikrobiologi klinik FK-KMK UGM, Prof. dr. Tri Wibawa, Ph.D, Sp.MK., mengatakan, pemberian vaksin booster penting untuk dilakukan.
Menurutnya, secara umum imunitas seseorang dapat menurun setelah beberapa waktu pasca infeksi natural maupun vaksinasi Covid-19.
Dengan pemberian booster diharapkan dapat meningkatkan kembali efikasi vaksin yang telah dilakukan, sekaligus dalam rangka menghadapi infeksi varian omicron.
Baca juga: Setelah Akui Dapat Vaksin Booster, Donald Trump Dihujat Pendukungnya Sendiri
Baca juga: Update Kasus Omicron di Indonesia, Kini Bertambah Jadi 8, 3 Kasus dari Kongo dan Malaysia
Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai vaksin yang sudah tersedia apakah mampu melindungi dari varian Omicron.
“Meskipun sudah terdapat beberapa laporan adanya penurunan efikasi vaksin dan kemampuan netralisasi antibody untuk beberapa vaksin yang telah diteliti," ucapnya, dikutip dari laman ugm.ac.id, Rabu (22/12/2021).
Ia memaparkan, virus Omicron memiliki 50 mutasi yang 30 diantaranya terdapat pada gen yang mengkode protein S.
Separuh dari mutasi yang ada pada gen pengkode protein S ini terdapat pada daerah Receptor Binding Domain (RBD) tempat virus berinteraksi dengan reseptor ACE2 pada sel target.
“Mutasi ini ada yang sudah dijumpai pada varian sebelumnya, ada yang baru hanya pada omicron saja," jelasnya.
Meski terlihat mirip, gejala varian Omicron tampaknya sedikit berbeda dengan varian lainnya.
Beberapa laporan sementara juga menunjukkan, varian Omicron lebih menular daripada varian lainnya, tetapi menurut laporan mingguan WHO terakhir (14/12) belum dapat disimpulkan bahwa SARS-CoV-2 varian Omicron lebih mudah ditularkan.
Kewaspadaan dan menghindari bepergian ke daerah yang banyak ditemukan varian Omicron merupakan cara mencegah penularan.
“Kita berharap masyarakat tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan dengan optimal dan vaksinasi merupakan upaya yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas terhadap varian Omicron," tuturnya.
Pakar Mikrobiologi UGM Sebut Semua Jenis Vaksin Covid-19 Berpotensi Jadi Booster
Sederet kandidat vaksin Covid-19 telah diumumkan, namun vaksin apa yang bisa digunakan sebagai booster?
Pakar Mikrobiologi Klinik sekaligus Guru Besar FKKMK UGM, Prof. dr. Tri Wibawa, Ph.D., Sp.MK., mengatakan semua vaksin memiliki potensi untuk dipakai sebagai booster vaksin Covid-19, termasuk vaksin Merah Putih.
Baca juga: Efektifkah Vaksin Booster Covid-19 Menangkal Omicron? Begini Penjelasan Pakar Mikribiologi
Baca juga: Moderna: Suntikan Booster Tampaknya Efektif Lawan Varian Covid Omicron
"Semua vaksin berpotensi sebagai booster, tentunya setelah melalui uji klinis khusus untuk membuktikan keamanan dan hasil gunanya sebagai booster," terangnya, Rabu (22/12/2021).
Tri Wibawa mengungkapkan, dalam pengembangan vaksin Covid-19 terdapat sejumlah tantangan.
Seperti pengembangan vaksin tidak dapat dilakukan dengan cepat karena banyaknya proses dan tahapan yang harus dilalui.
Hal tersebut diperlukan untuk membuktikan kandidat vaksin yang dikembangkan aman dan memberikan perlindungan terhadap Covid-19.
Vaksin Merah Putih UGM misalnya, menjadi salah satu pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia.
Baca juga: Vaksin Booster Gratis Mulai Januari 2022, 107 Juta Orang di Indonesia Sudah Vaksin Dosis Lengkap
Baca juga: Trump Dicemooh Usai Ungkap Terima Suntikan Booster Covid-19
"Pengembangan vaksin sangat kompleks, untuk sampai tahap uji klinis masih panjang prosesnya. Saat ini kita sedang persiapkan melakukan uji imunogenitas pada hewan coba, " kata tim pengembang vaksin Merah Putih UGM ini.
Ia menjelaskan, untuk melihat efek imunogenitas vaksin timnya akan menguji kandidat protein ke mencit.
Dalam pengembangan vaksin Merah putih, UGM fokus pada pengembangan vaksin berbasis DNA protein rekombinan dan menggunakan Carbonated Hydroxyapatite (CHA) sebagai adjuvan.
"Yang membedakan pengembangan vaskin UGM ini dengan yang lainnya adalah pada platform teknologinya yakni rekombinan protein," tuturnya.
Setiap platform pengembangan vaksin mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Adapun vaksin yang dikembangkan UGM dengan berbasis protein rekombinan lebih menjanjikan untuk mengurangi potensi efek samping.
Tak hanya itu, dengan platform tersebut juga lebih mudah dalam produksi massal.