UPDATE Kasus Corona Indonesia 11 Januari 2022: Tambah 802 Positif, 446 Sembuh, 8 Meninggal
Update jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Selasa (11/1/2022).
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Update jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Selasa (11/1/2022).
Jumlah kasus positif virus corona tercatat ada penambahan 802 kasus dari sebelumnya 4.266.649 kasus.
Data tersebut dirilis dalam laman Peta Sebaran Covid, covid19.go.id, Selasa sore.
Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 4.267.451 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 silam.
Kabar baiknya, ada sejumlah 446 pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.
Baca juga: Kemkominfo Gandeng MUI Beri Literasi Masyarakat Soal Penanganan Covid-19
Baca juga: Pfizer, BioNTech dan Moderna Raup Pendapatan 1.000 Dolar AS Per Detik dari Jualan Vaksin Covid-19
Sehingga, jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 4.116.648 jiwa dari pasien sebelumnya yang sebanyak 4.116.202 jiwa.
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 8 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 144.144 orang dari yang sebelumnya sebanyak 144.136 orang.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: Cek dan Download Sertifikat Vaksin Covid-19 yang Belum Muncul di PeduliLindungi, Simak Tata Caranya
Provinsi DKI Jakarta memiliki presentase jumlah kasus Covid-19 terbanyak dari total keseluruhan kasus.
Selanjutnya, disusul oleh Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Informasi ini dapat terlihat dari data peta persebaran kasus pada tiap provinsi.
Update corona atau Covid-19 di Indonesia bisa di akses di sini.
114 Pasien Omicron Sembuh
Sebanyak 114 orang yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 varian Omicron, kini telah sembuh dan meninggalkan tempat karantina.
Jumlah pasien yang sembuh ini merupakan 26 persen dari total jumlah 414 pasien Omicron di Indonesia.
Untuk diketahui, dari ke 114 orang tersebut, 2 di antaranya adalah pasien yang membutuhkan perawatan medis dengan oksigen karena memiliki komorbid.
Kabar gembira tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers mingguan Evaluasi PPKM yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (10/1/2022).
"Dari jumlah kasus Omicron yakni ada 414 di Indonesia, sekarang kami juga sudah melakukan penelitian dari 414 ini yang masuk kategori sedang artinya membutuhkan perawatan dengan oksigen hanya 2 orang."
Baca juga: Rumah Sakit di Arizona Izinkan Karyawan Bergejala Ringan Covid atau Tanpa Gejala untuk Tetap Bekerja
"Ya satu usia 58 tahun, yang satu lagi usia 47 tahun dan keduanya memiliki komorbid."
"Dari 414 orang yang dirawat karena Omicron, 114 orang atau sekitar 26% sudah sembuh."
"Termasuk yang 2 orang tadi, yang masuk kategori sedang dan membutuhkan perawatan."
"Sehingga mereka bisa kembali ke rumah," kata Menkes.
Dengan adanya kasus ini menunjukkan bahwa tingkat keparahan Omicron relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan varian Delta.
"Jadi kesimpulannya, memang walaupun Omicron ini cepat transmisinya tapi relatif lebih ringan dari tingkat parahannya," sambung Menkes Budi.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, India akan Beri Dosis Booster untuk Pekerja Garis Depan dan Lansia
Kendati demikian, Menkes meminta masyarakat untuk tak menyepelekan virus ini.
Karena banyak negara lain yang kalang kabut menyikapi kelonjakan varian ini di negaranya.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan perjalanan luar negeri tersebih dahulu.
Ini karena sebagian besar kasus Omicron didominasi oleh para pelaku perjalanan luar negeri,
"Kami mengamati peningkatan dari jumlah kasus Omicron terutama dari kedatangan luar negeri."
"Sebagai informasi, positivity rate untuk kedatangan luar negeri adalah 13 persen jauh di atas positivity rate dari transmisi lokal yang 0,2 persen."
"Jadi positivity rate kedatangan dari luar negeri 65 kali lebih tinggi dibandingkan dengan positivity rate transmisi lokal."
Baca juga: Resmi Jadi Vaksin Booster, Ini Efek Samping dari Vaksin Pfizer, AstraZeneca hingga Moderna
"Ini memperkuat hipotesa kami bahwa sebagian besar dari kasus positif yang terjadi saat ini disebabkan oleh kedatangan luar negeri."
"Dan negara-negara yang paling tinggi sekarang bergeser pertama adalah Arab Saudi, kedua Turki, ketiga Amerika Serikat dan yang keempat adalah Uni Emirat Arab," terang Menkes Budi.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)