Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Epidemiolog Soal Kenaikan Kasus Omicron : Kalau Rumah Sakit Sudah Penuh, Itu Sudah Telat

Rumah sakit belum terlihat penuh. Sehingga situasi pandemi Covid-19 dikatakan masih aman dan terkendali.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kata Epidemiolog Soal Kenaikan Kasus Omicron : Kalau Rumah Sakit Sudah Penuh, Itu Sudah Telat
AFP/Juni Kriswanto
Sejumlah tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19 mengikuti upacara HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar di halaman Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI), Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/8/2021). Selain upacara bendera, mereka juga menggelar berbagai lomba tujuh belasan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. AFP/Juni Kriswanto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia masih disebut cukup terkendali. Walau pun saat ini kemunculan varian Omicron memicu trend kenaikan kasus.

Di sisi lain, rumah sakit belum terlihat penuh. Sehingga dikatakan masih aman dan terkendali.

Namun menurut Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman Indonesia, bukan itu yang menjadi acuan.

Baca juga: Pakar Epidemiologi: Infeksi Covid-19 Dapat Sebabkan Kematian Sel Otak dan Kerusakan Pembuluh Darah

Baca juga: Amerika Serikat akan Bagikan 400 Juta Masker N95 Gratis untuk Warganya demi Cegah Penyebaran Omicron

"Kita tidak bisa mengandalkan rumah sakit belum penuh. Karena kalau rumah sakit sudah penuh, itu sudah telat," ungkap Dicky pada Tribunnews, Kamis (20/1/2022).

Sehingga menurutnya, statment dari Presiden Indonesia, Joko Widodo sudahlah tepat. Sebelumnya Presiden memang telah mengeluarkan statment, untuk memperketat kembali protokol kesehatan.

Lalu menyelenggarakan sekolah work from home dan pembelajaran tatap muka secara daring. Kemudian aktivitas mal dikembalikan dengan kapasitas 50 persen dengan durasi bukan sampai jam 8 malam.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman (Dokumentasi Pribadi)
BERITA TERKAIT

"Atau jika ingin melakukan aktivitas wisata atau bepergian, dipastikan status vaksin penuh dan dalam durasi proteksi. Hal ini akan membantu," tegas Dicky.

Menurut Dicky, upaya kesehatan masyarakat untuk meminimalisir satu potensi lonjakan gelombang adalah pencegahan. Kalau sudah terjadi peningkatan kasus, maka sudah disebut telat.

"Karena yang terjadi di masyarakat jauh lebih banyak. Saya bilang berisiko 8-10 kali lebih banyak. Itu terbukti waktu delta. Bahkan ini lebih infeksius, lebih cepat," kata Dicky lagi.

Ia pun menegaskan jika tidak ada yang mampu mengendalikan varian Omicron. Semua negara yang ditemukan adanya Omicron sebagian besar mengalami lonjakan kasus.

Hal ini dikarenakan orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala. Selain itu, varian virus ini sulit untuk dideteksi.

"Bahkan kemampuan untuk mendeteksi menurun. Nah ini situasi yang kita harus sadari perlu melihat negara lain sebagai contoh. Karena Indonesia tidak berbeda dengan negara lain, semua punya risiko yang sama," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas