PTM 100 Persen Dinilai Tak Relevan Dilakukan Saat Ini, Pakar Epidemiologi Jelaskan Alasannya
Menurut Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman Indonesia, ada yang harus diperhatikan saat Pembelajaran tatap muka (PTM).
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
"Beberapa di kota Jakarta saya gak melihat itu posisi aman. Kalau mau ada PTM harus ada mitigasi optimal dan memadai," kata Dicky lagi.
Selain itu belum semua anak usia 6-11 tahun yang telah melakukan vaksin hingga 100 persen. Belum lagi anak-anak yang berada bawah usia 6 tahun.
Tidak hanya vaksin, Dicky menyebutkan jika penggunaan masker pun diperlukan. Dan dalam konteks Omicron yang sulit dideteksi, harus menggunakan masker N95 atau yang sederajat.
"Karena itu risiko kecil, di bawah 1 persen potensi ketularan. Tapi kan kita belum bisa menyediakan hal itu. Dan situasinya, trend kasus Covid-19 saat ini meningkat," tegas Dicky.
Ia pun mengingatkan bahwa Omicron ini atau varian lain di Indonesia bukan masalah bergejala ringan atau tidak bergejala. Itu cara yang salah untuk memahami dampak pandemi Covid-19.
Riset juga membuktikan dampak dari Covid-19 bukan masalah kesakitan dalam rumah sakit, ICU atau ventilator.
"Tapi dalam hal ini adalah disebut dengan potensi perburukan kualitas kesehatan seorang anak atau guru dalam hal ini. Potensi Long Covid-19, ada efeknya yang dari sekarang misalnya neurogeneratif atau kerusakan sel otak," pungkasnya.