Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Syarat Pasien Covid-19 Omicron Bisa Isolasi Mandiri di Rumah

Pasien konfirmasi Covid-19 varian Omicron saat ini bisa melakukan isolasi mandiri (Isoman) di rumah. Simak syaratnya.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Inza Maliana
zoom-in Syarat Pasien Covid-19 Omicron Bisa Isolasi Mandiri di Rumah
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Relawan kader PKK RW 05 menyalurkan paket nasi kotak dari Dapur Umum Gerakan Bantu Isoman untuk makan siang kepada warga terpapar Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/8/2021). Aksi menebar kebaikan yang dilakukan Tubagus Zainal Arifin yang akrab disapa Uncle Teebob itu mulai dijalankan 8 Juli 2021 saat penerapan PPKM Darurat hingga sekarang ini karena masih banyak warga yang isoman. Dapur umum isoman ini setiap harinya menyalurkan 2.000 hingga 4.000 porsi nasi kotak kepada warga isoman di wilayah Bandung Raya. Namun saat ini seiring terus berkurangnya warga yang isoman, maka jumlah nasi kotak yang disalurkan pun berkurang tinggal sekitar 250 hingga 500 nasi kotak. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Sementara itu Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman menyebutkan, dosis ketiga vaksin Covid-19 atau booster masih sangat efektif dalam menghadapi Omicron.

"Booster sangat efektif ya dalam menghadapi Omicron. Dan ini bisa terlihat di studi Israel, termasuk juga beberapa negara bagian Amerika," ungkapnya.

Kasus yang paling meledak menurut Dicky adalah negara dengan cakupan booster yang kurang atau bahkan tidak ada.Hal ini juga terlihat dari studi Australia.

"Pada negara bagian yang jauh lebih baik pemberian booster, kasus infeksi maupun juga hunian rumah sakit dan ICU dan kematian jauh lebih rendah," kata Dicky menambahkan.

Namun ia menekankan sekali lagi jika booster tidak menjamin terhindar dari infeksi. Kasus tetap ada walau jarang. Yang jelas, kasus jauh lebih kecil dibandingkan booster. Di sisi lain, pemberian booster perlu tergantung pada prioritas.

"Dimana kelompok yang berisiko lebih tinggi diberikan lebih dulu. Didahulukan, diprioritaskan, itu membuat booster semakin efektif," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto/M Zulfikar)

Berita Rekomendasi

Berita terkait Virus Corona

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas