Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua Komnas KIPI Tegaskan Tak Ada Kejadian Serius pada Anak Usai Suntik Vaksin Covid-19

Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan Satari menyebut vaksin Covid-19 telah dipastikan keamanannya untuk anak-anak. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Ketua Komnas KIPI Tegaskan Tak Ada Kejadian Serius pada Anak Usai Suntik Vaksin Covid-19
ist
BINDA DKI melaksanakan vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun di SDN 03 Kel. Pejagalan Penjaringan Jakarta Utara, Kamis (16/12/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari menyebut vaksin Covid-19 telah dipastikan keamanannya untuk anak-anak. 

Kalau pun ada kejadian usai vaksinasi, pada umumnya disebabkan bukan berasal dari vaksin itu sendiri. Melainkan ada faktor lain. 

"Kalau ada kejadian serius, penyakit serius disebabkan bukan vaksinasi. Jarang banget," ungkap Hindra pada kanal YouTube IDAI TV, Senin (24/1/2022).

Keamanan vaksin Covid-19 telah dijamin sejak proses pembuatannya yang memiliki berbagai tahapan panjang. 

Baca juga: Dari Segi Umur Bersadarkan Jumlah, Anak Lebih Rendah Alami KIPI Dibanding Orang Dewasa

Dan jika memang ada hal yang bisa membuat vaksin Covid-19 berdampak serius, menurut Hindra seharusnya sudah terlihat di tahap uji fase satu dan seterusnya. 

"Kalau ada kasus serius, seharusnya ada kelihatan di uji fase 1 dan 2. Terus fase tiga, yang dilakukan pada puluhan ribu di berbagai benua bakal kelihatan," kata Hindra menambahkan. 

Berita Rekomendasi

Ia menekankan jika ada kejadian usai vaksin, maka yang biasanya yang dipikirkan adalah sakit apa yang melibatkan ini. 

"Karena jarang terkait imunisasi. Karena reaksiya brsifat ringan atau menengah. Seperti demam, nyeri suntikan atau nyeri kepala," tegasnya. 

Hindra pun mengatakan kalau memang akan masuk sekolah, maka upayakan lebih banyak divaksinasi sehingga lebih aman dan rendah penularannya. 

Pada dasarnya, Hindra mengatakan jika virus mau bertahan hidup jika memiliki inang. Tubuh manusia adalah inang virus dapat bertahan hidup. 

"Nah kalau sel ada antibodi, sel tidak hidup dan mutasi. Dan kekebalan diperoleh bukan vaksinasi, tapi juga terinfeksi. Namun lebih rendah kekebalan. Dari pada kebal dari sakit, mending dari suntik karena tidak tahu dampak yang ditimbulkan," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas