Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengapa Seseorang Tidak Terinfeksi Meski Berada di Sekitar Orang yang Positif Covid-19?

Mengapa seseorang tidak terinfeksi virus Corona meski berada di sekitar orang yang positif Covid-19? Berikut penjelasannya.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Mengapa Seseorang Tidak Terinfeksi Meski Berada di Sekitar Orang yang Positif Covid-19?
freepik
Ilustrasi Covid-19 - Mengapa seseorang tidak terinfeksi virus Corona meski berada di sekitar orang yang positif Covid-19? Berikut penjelasannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Banyak dari kita yang mungkin tidak terinfeksi virus Corona meski tinggal bersama orang yang telah dites positif Covid-19.

Seperti diketahui, SARS-CoV-2 terutama menyebar melalui partikel di udara. Virus ini dapat menyebar dengan cepat melalui kerumunan orang yang berada dalam satu ruangan tertutup.

Jadi, bagaimana orang yang menghirup udara yang sama dengan mereka yang terinfeksi, tetap tidak terinfeksi?

Menurut sebuah studi baru, jawabannya mungkin terletak pada orang yang terpapar virus Corona lain di masa lalu yang memungkinkan mereka membuat sel kekebalan memori, yang disebut sel T, yang menawarkan perlindungan terhadap virus corona SARS-Cov-2.

Istilah Coronavirus adalah istilah yang luas yang mencakup sejumlah virus selain yang menyebabkan Covid-19.

Baca juga: Sampel Darah yang Disimpan, Ungkapkan Covid-19 Mungkin Telah Mencapai Norwegia pada Awal 2019

Dikutip dari Aljazeera, banyak flu biasa yang kita lihat disebabkan oleh virus yang termasuk dalam keluarga Coronavirus.

Studi ini menunjukkan bahwa memori sel T yang dibuat oleh paparan virus ini bisa menjadi alasan mengapa beberapa orang dites negatif untuk Covid-19 meskipun tinggal dengan seseorang yang dites positif.

Berita Rekomendasi

Adapun studi ini mengikuti 52 kontak rumah tangga Covid-19.

Tujuannya adalah untuk menangkap titik paling awal di mana orang-orang ini mengembangkan respons imun terhadap virus SARS-Cov-2.

Darah diuji untuk sel-sel kekebalan antara hari pertama dan hari keenam ketika ada satu orang yang dites positif dalam satu rumah.

Baca juga: China Berlakukan Aturan Ketat Covid-19, Amerika Serikat Bahas Izinkan Diplomat Tinggalkan Beijing

Mereka menemukan tingkat memori sel T yang lebih tinggi dalam sampel mereka yang dites negatif pada tes PCR untuk Covid-19 daripada mereka yang dites positif.

Para penulis percaya tingkat dan kecepatan di mana sel T memori menjadi aktif setelah terpapar Covid-19 di rumah mereka menunjukkan bahwa sel-sel kekebalan ini sudah ada sebelumnya dari infeksi virus Corona sebelumnya, dan bukan dari paparan SARS-Cov saat ini.

Inilah sebabnya mengapa kelompok orang ini tidak dinyatakan positif pada tes PCR.

Mereka percaya sel T yang sudah ada sebelumnya ini memicu respons imun yang dengan cepat menangani virus SAR-CoV-2 sebelum dapat menginfeksi individu dan menunjukkan tes PCR positif.

Mereka juga menemukan sel T ini dalam kelompok yang dites positif tetapi kadarnya tidak setinggi itu.

Baca juga: CDC AS: Varian Omicron Sebabkan Lonjakan Rawat Inap Covid-19, Namun Kematian Lebih Rendah

Sel T yang mereka ukur tidak hanya menargetkan bagian protein lonjakan virus tetapi juga nukleokapsid, bagian inti virus yang menyimpan materi genetiknya.

Mereka menyimpulkan bahwa vaksin masa depan terhadap virus SARS-CoV-2 mungkin perlu menginduksi respons imun yang lebih luas daripada banyak vaksin saat ini, yang menciptakan antibodi hanya untuk bagian protein lonjakan virus.

Oleh karena itu mereka lebih mungkin untuk tetap efektif bahkan jika varian baru muncul dengan mutasi baru.

Akibatnya, generasi berikutnya dari vaksin Covid-19 dapat menargetkan protein inti virus Corona serta protein lonjakan luar.

Baca juga artikel lain terkait Virus Corona

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas