Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ilmuwan Temukan 9 Virus Corona Baru Saat Pandemi Berlanjut

Ilmuwan internasional telah menemukan 9 spesies baru virus corona (Covid-19), dengan beberapa diantaranya dilacak di tempat yang agak tidak terduga

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Ilmuwan Temukan 9 Virus Corona Baru Saat Pandemi Berlanjut
Freepik
Ilustrasi virus corona. Ilmuwan Temukan 9 Virus Corona Baru Saat Pandemi Berlanjut 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, VANCOUVER - Sebuah tim ilmuwan internasional telah menemukan 9 spesies baru virus corona (Covid-19), dengan beberapa diantaranya dilacak di tempat yang agak tidak terduga, termasuk sampel inti es dan kotoran hewan.

Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (30/1/2022), dalam sebuah studi yang dipimpin oleh para peneliti dari University of British Columbia (UBC) dan diterbitkan dalam jurnal Nature, para ilmuwan menunjukkan bahwa penemuan itu adalah bagian dari upaya terobosan mereka untuk mengeksplorasi data sekuensing RNA dan menemukan 10 kali lebih banyak virus RNA dibandingkan yang diketahui sebelumnya.

Baca juga: Ilmuwan China Temukan Varian Baru Covid-19 NeoCov yang Disebut Miliki Tingkat Kematian Tinggi

Baca juga: 2 Tahun setelah Pandemi, Virus Corona Akhirnya Masuk ke Negara Terpencil Ini

Menurut para peneliti, total 132.000 virus RNA telah ditemukan dari 5,7 juta sampel biologis dengan bantuan superkomputer 'sangat kuat' yang dibangun oleh UBC dan Amazon Web Services dalam kerangka kerja yang disebut Proyek Serratus.

Sebagai perbandingan, hanya 15.000 virus semacam itu yang diketahui sebelum dimulainya proyek tersebut.

Tim mencatat dalam penelitian bahwa 'batasan penting untuk analisis ini adalah pembacaan asam nukleat tidak membuktikan bahwa infeksi virus telah terjadi pada spesies inang nominal'.

"Misalnya, kami mengidentifikasi 5 tempat di mana virus corona babi, unggas, atau kelelawar ditemukan dalam sampel tanaman," kata para peneliti.

Berita Rekomendasi

UBC pun berharap penelitian mereka akan membantu 'membuka jalan untuk secara cepat mengidentifikasi limpahan virus ke manusia'.

Sedangkan database Proyek Serratus yang kini tersedia untuk semua orang dapat digunakan untuk mengidentifikasi virus yang berdampak pada ternak, tanaman, dan spesies yang terancam punah.

Penulis utama studi tersebut, Artem Babayan menggarisbawahi bahwa dunia ilmiah sedang 'memasuki era baru pemahaman keragaman genetik dan spasial virus di alam, dan bagaimana berbagai macam hewan berinteraksi dengan virus ini'.

"Harapannya kita tidak lengah jika sesuatu seperti SARS-CoV-2, virus corona baru yang menyebabkan COVID-19 muncul lagi. Virus-virus ini dapat dikenali dengan lebih mudah dan reservoir alaminya dapat ditemukan lebih cepat. Tujuan sebenarnya adalah infeksi ini dikenali sedini mungkin sehingga tidak pernah menjadi pandemi," tegas Babayan.

Virus corona merujuk pada keluarga besar virus yang dinamakan demikian karena duri seperti mahkota pada permukaannya dan yang biasanya menyebabkan penyakit saluran pernafasan bagian atas ringan hingga sedang, seperti flu biasa.

Perlu diketahui, ada ratusan virus corona, dengan sebagian besar beredar diantara hewan seperti babi, unta, kelelawar, dan kucing.

Virus semacam itu terkadang dapat menyebar ke manusia dalam apa yang dikenal sebagai peristiwa limpahan.

Sementara virus corona baru SARS-CoV-2 muncul pada Desember 2019 di China dan dinyatakan sebagai pandemi global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas