Jalankan Amanat Presiden, BIN Lanjutkan Percepatan Vaksinasi Covid-19
Edmil memaparkan, atas perintah Presiden, BIN mengambil porsi untuk terlibat langsung menangani Covid-19
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
“Dengan teknologi ini (CORVIS), kita tahu persis kapan vaksin akan kadaluarsa, vaksin apakah berkurang, mana prioritas vaksin untuk lansia dan anak-anak, sehingga petugas BIN jika akan melaksanakan vaksinasi akan lebih efektif berdasarkan data-data yang dimiliki,” ucap Armi.
BIN juga memiliki laboratorium intelijen berskala besar satu-satunya di Indonesia dan menjadi gudangnya para ilmuwan.
“Kata kuncinya, kita harus punya kemampuan, menguasai teknologi. Jika menggunakan bantuan luar negeri harus dengan syarat ada transfer knowledge agar tidak ketergantungan,” ujar Armi.
Guru Besar Universitas Trisakti sekaligus Tenaga Profesional Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Dadan Umar Daihani menekankan, teknologi bukan sekedar perangkat dan peralatan, melainkan seluruh upaya manusia dalam mencari cara untuk menyelesaikan suatu masalah.
“Research is research, tetapi saat implementasi perlu integrator yang menghubungkan dunia penelitian dan dunia implementasi, disinilah nampaknya BIN telah berperan dengan baik,” kata Dadan.
Jika semua program, termasuk pengembangan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi diintegrasikan dengan baik seperti yang dilakukan BIN, tambah Dadan, maka kebijakan akan dapat diimplementasikan dengan baik dan tepat.
Meski bernilai besar dan mahal, namun investasi teknologi tidak akan pemah sia-sia. Seperti kata Dadan, ancaman ke depan akan lebih besar, termasuk ancaman biologi (virus).
“Jika kita menguasai teknologi, punya sumber daya manusia, koordinasi yang baik, maka tidak akan tergantung pihak-pihak (negara) lain. Kita yang akan menggerakkan teknologi, jangan digilas teknologi,” ujarnya.