Omicron Bukan Tanda Akhir Pandemi Covid-19, Diprediksi Bakal Ada Varian Baru, Bagaimana Dampaknya?
Bermutasinya virus menjadi varian baru omicron yang akhir-akhir ini menular lebih cepat bukanlah tanda akhir pandemi.
Penulis: Anita K Wardhani
"Kemudian Alpha terkalahkan oleh Delta yang lebih lagi dalam kemampuan menginfeksi. Lebih cepat, mudah dan menginfeksi. Delta dibandingkan Omicron lebih cepat dalam menginfeksi," ungkapnya pada Tribunnews, Senin (7/2/2022).
Dari sini kita memiliki pesan penting. Pertama, varian yang muncul tidak dapat terhindarkan.
Selama membiarkan virus terus menginfeksi bisa bermutasi dan melahirkan varian.
Kedua, varian yang muncul bisa berpotensi lebih mudah menginfeksi. Karakter varian sebelumnya berbeda dengan Omicron yaitu bisa menginfeksi orang yang belum divaksin. Bahkan yang sudah divaksinasi.
Baca juga: Kemkes Terbitkan Sertifikat Vaksin Covid-19 Internasional untuk Perjalanan ke Luar Negeri
Baca juga: Vaksin Merah Putih Karya Anak Bangsa Dapat Izin PPUK dari BPOM
"Omicron jelas bukan varian terakhir. Dan karena masih terlalu banyak penduduk di dunia belum memiliki imunitas, masih banyak negara ini yang belum memitigasi mencegah orang supaya tidak terinfeksi," kata Dicky menambahkan.
Jadi selama virus ini memiliki peluang, menginfeksi orang maka ia mempunyai peluang untuk bermutasi. Di sisi lain perlu diketahui jika virus tidak melemah.
"Evolusi tidak melemah virus. Yang membuat terkesan melemah adalah karena imunitas dari manusia. Lanskap imunitas dari negara, daerah makin bagus. Artinya trush hold immunity makin tercapai," papar Dicky lagi.
Kematian Covid-19 Didominasi Pasien yang Belum Vaksinasi Lengkap
Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa terdapat 365 pasien Covid-19 yang meninggal sejak varian Omicron masuk ke Indonesia.
Dari jumlah tersebut sebagian besar yang meninggal merupakan pasien yang memiliki komorbid, lansia, dan belum vaksinasi lengkap.
"42 persen itu memiliki komorbid, 44 persen lansia dan ini yang perlu di ingat 69 persen belum divaksinasi lengkap," katanya dalam konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Senin, (7/2/2022).
Oleh karena itu Luhut meminta warga yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid seperti diabetes dan hipertensi untuk hati-hati.
Selain itu ia menghimbau warga yang belum vaksinasi lengkap untuk segera vaksinasi, terutama lansia.
Ia meminta warga tidak mendengarkan masukan-masukan tidak jelas yang dapat membahayakan diri.