Tiga Potensi Bahaya Saat Angka Penularan Covid-19 di Masyarakat Tinggi
Pakar ilmu kesehatan FKUI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada tiga potensi bahaya dengan meningkatnya angka penularan Covid-19 di masyarakat.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pakar ilmu kesehatan FKUI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, setidaknya ada tiga potensi bahaya dengan meningkatnya angka penularan Covid-19 di masyarakat.
Pertama, dengan makin banyaknya kasus maka, tentu secara proporsional akan makin banyak juga yang sakit sedang atau berat.
Hal ini membuat beban pelayanan kesehatan makin meningkat.
Baca juga: Serbu Bioskop di New York City, 10 Pengunjuk Rasa Anti Vaksin Covid-19 Ditangkap Polisi
Baca juga: Omicron Bukan Tanda Akhir Pandemi Covid-19, Diprediksi Bakal Ada Varian Baru, Bagaimana Dampaknya?
"Artinya, penularan di masyarakat harus ditekan agar jumlah yang kasus sedang berat juga dapat dikendalikan dan pelayanan rumah sakit juga dapat lebih optimal, jangan sampai kejadian Juni dan Juli tahun yang lalu terjadi lagi," kata dia, Selasa (8/2/2022).
Potensi kedua adalah, pernah dinyatakan oleh DirJen WHO Dr Tedros bahwa more transmission of COVID-19 means more deaths.
"Kita amat sedih mengetahui kemarin, 7 Februari 2022, ada 82 orang warga kita yang wafat akibat Covid-19, meningkat lebih dari 15 kali dalam sebulan, dari 7 Januari 2022 dimana kita bersedih karena 5 warga kita wafat ketika itu," tutur Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara.
Pengendalian penularan di masyarakat merupakan satu upaya penting untuk menekan kasus berat yang dapat menimbulkan kematian.
Ketiga, saat penularan di masyakat sedang tinggi seperti sekarang, maka virus harus bereplikasi untuk terus memperbanyak diri dalam penularan ini.
Pada waktu virus bereplikasi maka dapat saja terjadi mutasi, dan kalau mutasi berkepanjangan maka ini dapat berpotensi menimbulkan varian baru.
"Jadi pengendalian penularan di masyarakat juga akan amat berperan untuk mencegah timbulnya lagi varian-varian baru di masa datang," ungkap Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit & Kepala Badan Litbangkes Kemenkes RI ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.