Lebih Baik Tes Antigen atau PCR? Berikut Penjelasan Pemerintah
Selama pandemi Covid-19, banyak sekali alat pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama pandemi Covid-19, banyak sekali alat pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2.
Banyak pilihan tes di antaranya rapid antibodi, antigen, pemeriksaan PCR dan sebagainya.
Pada dasarnya, pemeriksaan digunakan untuk mendeteksi seseorang terinfeksi atau tidak.
Saat ini yang sering digunakan masyarakat adalah antigen dan PCR.
Lantas, manakah yang paling baik?
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro menjelaskan berdasar aturan Kementerian Kesehatan No HK.01.07/Menkes/446/ 2021 dianjurkan menggunakan tes PCR sesuai yang diarahkan Badan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Terlebih tes PCR saat ini sudah cukup terjangkau.
Baca juga: Tunggakan Biaya Pelayanan Pasien Covid Rp25 Triliun di Semua RS Termasuk Swasta dan Daerah
"Karena kalau diperbandingkan dari sensitifitasnya saja sudah berbeda. Kalau antigen memang ini sekitar 30-84 persen, tergantung dari perusahaan yang menyediakan," kata Reisa dalam siaran Radio Kesehatan, Senin (14/2/2022).
Swab antigen merupakan scanning awal bagi mereka yang tidak bergejala.
Dapat digunakan juga untuk diagnosis bergejala atau diduga mengalami kontak erat dengan orang terpapar Covid-19.
"Tapi memang harus PCR memiliki keakuratan dalam pengujian jauh lebih tinggi. Sensitifitasnya saja 70-98 persen, dengan spesifikasi lebih dari 99 persen," kata Reisa.
Baca juga: Update: Angka Keterisian RS Covid-19 Secara Nasional Naik Jadi 31 Persen
Lanjut dia, hasil dari tes PCR memang tidak secepat antigen karena memerlukan pemeriksaan di laboratorium.
Butuh waktu 1-2 hari untuk mengetahui hasilnya.
"Kalau sudah, baru bisa dilihat. PCR ini mengidentifikasi apakah di dalam sample tersebut ada pratikel virus Covid-19 dalam sample tersebut. Jadi memang yang digunakan penegakkan diagnosis sebaiknya PCR," kata Reisa.
Namun, kalau tempat tes tidak memadai dan yang tersedia hanyalah antigen, maka diperbolehkan.
Tetapi tetap kalau hasil negatif, ada syarat pemeriksaan kembali dalam beberapa hari.