Sertifikat Vaksin Booster Sinopharm Sudah Bisa Diakses di Aplikasi PeduliLindungi
Menteri BUMN RI, Erick Tohir menyambut gembira dengan telah diterbitkannya EUA Vaksin Sinopharm untuk dosis lanjutan atau booster.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vaksin Sinopharm telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) atau persetujuan darurat dari Badan POM sebagai vaksin dosis lanjutan atau booster homolog untuk dewasa 18 tahun ke atas.
Dengan demikian, masyarakat yang telah mendapat vaksin Sinopharm dosis primer lengkap sekurang-kurangnya 6 bulan, sudah bisa menerima vaksin booster produksi Beijing Bio-Institute Biological ini.
Menteri BUMN RI, Erick Tohir menyambut gembira dengan telah diterbitkannya EUA Vaksin Sinopharm untuk dosis lanjutan atau booster tersebut.
“Alhamdulillah, EUA dosis lanjutan atau booster untuk Vaksin Sinopharm telah dikeluarkan oleh Badan POM. Masyarakat yang telah mendapat vaksin Sinopharm dosis primer lengkap sekurang–kurangnya 6 bulan, sudah bisa menerima vaksin booster Vaksin Sinopharm ini. Saya juga bersyukur, bahwa sertifikat vaksin Sinopharm sudah tersedia di PeduliLindungi,” kata Menteri BUMN dalam keterangan yang diterima, Rabu (16/2/2022).
Sementara itu Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Verdi Budidarmo menjelaskan, vaksin lanjutan atau booster Sinopharm ini hadir untuk membantu percepatan program vaksinasi yang telah dicanangkan pemerintah.
Baca juga: Efek Samping Vaksin Booster Sinopharm Menurut BPOM
"Setelah dilakukan booster dengan Sinopharm tersebut. Sertifikat untuk vaksin dosis lanjutan atau booster bisa diakses di Peduli Lindungi,” ujar Verdi.
“Untuk pelaksanaan vaksinasi dosis lanjutan atau booster dengan Vaksin Sinopharm tersebut, 350 Klinik Kimia Farma yang tersebar di seluruh Indonesia sudah siap untuk melaksanakan vaksinasi lanjutan atau booster dengan vaksin Sinopharm,” tambahnya.
Badan POM telah melakukan evaluasi terhadap aspek khasiat dan keamanan mengacu pada standar evaluasi vaksin Covid-19 untuk vaksin Sinopharm sebagai dosis booster homolog untuk dewasa 18 tahun ke atas.
Vaksin Sinopharm sebagai booster umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Baca juga: BPOM Beri Izin Penggunaan Darurat Sinopharm sebagai Vaksin Booster untuk Usia 18 Tahun ke Atas
Frekuensi, jenis, dan keparahan reaksi sampingan atau kejadian yang tidak diharapkan (KTD) setelah pemberian booster lebih rendah dibandingkan saat pemberian dosis primer.
Adapun KTD yang sering terjadi merupakan reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan pembengkakan, dan kemerahan serta reaksi sistemik seperti sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot, dengan tingkat keparahan 1–2.
Dilihat dari aspek imunogenisitas, peningkatan respon imun humoral untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG masing-masing sebesar 8,4 kali dan 8 kali lipat dibandingkan sebelum pemberian booster.
Respons imun setelah pemberian booster ini lebih tinggi dibandingkan respons imun yang dihasilkan pada saat vaksinasi primer.