Cegah Penyebaran Covid-19, Pakar Epidemiologi Minta Pemerintah Jangan Longgar Jaga Pintu Masuk
Pintu masuk menjadi satu yang perlu diperhatikan dalam pengendalian pandemi di tanah air.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pintu masuk menjadi satu yang perlu diperhatikan dalam pengendalian pandemi di tanah air.
Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman menilai pemerintah kerap terlambat melakukan respon terkait hal ini
"Kemudian bicara pintu masuk, ini selalu menjadi masalah dari awal pandemi. Dimana kita sering terlambat melakukan respon. Terlambat memperkuatnya, kemudian juga ada masa kita juga terlalu longgar," ungkapnya pada Tribunnews, Senin (21/2/2022).
Walau pun di sisi lain, Dicky mengakui jika pemerintah juga punya pertimbangan terkait kebijakan yang dikeluarkan.
Namun tetap saja dalam hal ini kata Dicky prinsipnya sama.
Pintu masuk cukup strategis sebagai tempat penyebaran penyakit dan memengaruhi pandemi.
Artinya pada perbatasan negara, baik itu darat, laut, udara penting untuk diperkuat.
Baca juga: Iqbal, Petugas Kebersihan Karantina Jujur yang Temukan Uang Milik Penghuni Ditawari Kerja di BNPB
Cara memperkuat pintu masuk tentu dalam hal ini adalah scanning dan isolasi karantina.
Meskipun saat ini perlu diakui jika tahun ketiga pandemi, pemulihan harus menjadi agenda besar bagi setiap negara di dunia.
"Tapi tetap tidak boleh mengabaikan aspek pengetatan atau penguatan pintu masuk. Ini kalau kita lihat, bahwa boleh saja dikurangi menjadi 3 hari, tanpa karantina. Tapi yang harus disadari adalah adanya mitigasi," tegas Dicky.
Karena apa pun strateginya, selalu ada risiko. Namun pemerintah dianjurkan harus bisa memilih strategi yang memunculkan sedikit risiko.
Baca juga: Dongkrak Jumah Wisatawan Asing, Bali Akan Hapus Karantina Bagi Wisatawan Mancanegara
Baik dari sisi dampak kesehatan, ekonomi dan sosial.