Presiden Jokowi Minta Risiko Kematian Akibat Covid-19 pada Lansia dan Komorbid Ditekan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar resiko kematian terhadap Lansia, orang yang belum di vaksin ditekan maksimal.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Wahyu Aji

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar resiko kematian terhadap Lansia, orang yang belum di vaksin dan memiliki komorbid untuk dapat di tekan semaksimal mungkin.
Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam konfeensi pers usai rapat terbatas penanganan Covid-19.
Pemerintah kata Luhut akan menekan angka kematian dengan memberikan respon perawatan yang lebih cepat kepada kelompok yang memiliki komorbid.
"Oleh karena itu kami mendorong adanya interkoneksi data antara BPJS Kesehatan yang memiliki data komorbid dan data penambahan kasus di NAR Kemenkes, sehingga jika ada penambahan kasus langsung terdeteksi apakah orang tersebut komorbid atau tidak, dan respon tindakan bisa dilakukan secara cepat," katanya dalam konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Senin, (21/2/2022).
Sementara itu, berdasarkan data yang dimiliki pemerintah, dari 2484 pasien meninggal sejak Omicron masuk ke Indonesia, 73 persen diantaranya belum melakukan vaksinasi dosis lengkap.
Baca juga: Luhut: Rata-rata Pasien Covid-19 yang Meninggal Miliki Komorbid dan Belum Divaksin
Selain itu 53 persen lansia dan 46 persen memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
"Pasien komorbid tersebut rata-rata meninggal 5 hari sejak masuk ke dalam rumah sakit. Dimana komorbid terbanyak ialah diabetes melitus," tuturnya.
Sementara itu, Luhut mengatakan kelompok tenaga kesehatan (Nakes) yang paling banyak terinfeksi Covid-19 saat ini ialah perawat, tenaga penunjang, hingga petugas manajemen rumah sakit.
Oleh karena itu Luhut meminta Kementerian Kesehatan melakukan pengawasan penggunaan dan pengetatan alat pelindung diri.
Baca juga: Luhut: Pasien Covid-19 yang Meninggal Terbanyak Penderita Diabetes Melitus
"Serta menyiapkan fasilitas penginapan khusus untuk menghindari kontak erat dengan keluarga," pungkasnya.