Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Vaksin Tak Cukup Hadapi Pandemi, Pakar Epidemiologi: Perlu Diimbangi Deteksi Dini dan Prokes

Indonesia telah memiliki cakupan vaksinasi lebih dari 100 juta untuk dosis lengkap. Punya peran penting hadapi pandemi. Tapi itu tak cukup.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Vaksin Tak Cukup Hadapi Pandemi, Pakar Epidemiologi: Perlu Diimbangi Deteksi Dini dan Prokes
Tangkapan Layar YouTube Kompas TV
Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia telah memiliki cakupan vaksinasi lebih dari 100 juta untuk dosis lengkap.

Selain itu, setidaknya kurang 5 persen dari total penduduk telah mendapatkan booster.

Capaian ini, menurut Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman, mempunyai peran untuk memperlambat penyebaran Covid-19. Namun, vaksin saja tidaklah cukup.

Perlu pengimbang dari deteksi dini yaitu testing, treacing dan treatment. Selain itu juga harus menegakkan protokol kesehatan secara ketat.

Baca juga: Gejala Covid-19 yang Paling Sering Dialami  Anak dan Balita

"Jadi ini merupakan kombinasi yang harus dipahami oleh semua pihak. Karena jangan menganggap sudah divaksin saya bebas. Potensi itu yang selalu saya sampaikan," ungkapnya pada Tribunnews, Senin (21/2/2022). 

Di sisi lain, ia pun mengingatkan jika pandemi tidak ditangani dengan jangka pendek saja. Selain itu tidak hanya dilihat dari berapa kesakitan dan kematian. 

Berita Rekomendasi

Namun yang terpenting adalah melakukan pencegahan terhadap virus baik itu varian baru, termasuk varian re-kombinan.

"Ini yang selalu saya sampaikan. Sejak awal ada dampak jangka panjang yaitu Long Covid-19."

"Kombinasi antara vaksin, prokes dan deteksi dini harus dilakukan. Termasuk scanning, tes, dari pelaku perjalanan luar negeri untuk mengurangi risiko,"paparnya lagi.

Ia pun mengingatkan untuk jangan menganggap remeh situasi pandemi. Tidak boleh panik, tapi sikap waspada harus dijaga.

Baca juga: Pasien Covid-19 yang Sempat Kabur dari LPMP Kotaraja Diminta Isolasi Mandiri di Rumah

Ia pun menegaskan jika Omicron bukanlah varian terakhir. Selain itu gelombang ketiga yang saat ini sedang terjadi di tanah air, kata Dicky juga bukan terakhir. 

"Kita harus siap, agar ke depan tidak berdampak besar. Ada varian baru, gelombang baru, minimal dengan apa? Cakupan vaksin dikejar, prokes dijaga konsistensinya dan 5M disiplin dilaksanakan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas