Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terjadi Perburukan Kasus di Beberapa Negara, Pakar Epidemiologi: Pandemi Covid-19 Belum Usai

Di Tiongkok, Korea Selatan, dan Hong Kong, terjadi peningkatan kasus covid-19.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Terjadi Perburukan Kasus di Beberapa Negara, Pakar Epidemiologi: Pandemi Covid-19 Belum Usai
freepik.com
Ilustrasi Covid-19. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyebutkan yang terjadi di Tiongkok, Korea Selatan, dan Hong Kong, adalah gambaran pandemi belum berakhir. 

Di Tiongkok, Korea Selatan, dan Hong Kong, terjadi peningkatan kasus covid-19.

Karenanya Tiongkok kembali memberlakukan lockdown. Pengelola tempat kremasi di Hong Kong kewalahan.

"Meski seandainya sebagian besar negara dunia berkehendak menetapkan Covid-19 sebagai pandemi, tapi faktanya Covid-19 belum berakhir sebagai penyakit pandemi," ungkapnya pada Tribunnews, Selasa (22/3/2022).

Artinya, virus SARS-CoV-2 masih mengancam seluruh wilayah dunia, tanpa terkecuali. Karena belum bisa direm lajunya oleh imunitas yang memadai dari sebagaian penduduk dunia.

Baca juga: Situasi Masih Pandemi, Pemerintah Imbau Masyarakat Tidak Euforia yang Berlebihan

Faktanya, setengah penduduk dunia memiliki imunitas entah dari infeksi atau vaksin, belum bisa meredam Covid-19. Serta dari lahirnya varian baru seperti Omicron.

Berita Rekomendasi

"Sub varian BA.2 yang bisa menjadi faktor perburukkan pandemi di negara lain seperti terjadi Eropa, Cina dan lainnya. Beberapa wilayah bahkan harus lockdown," kata Dicky menambahkan.

Sub varian ini pula yang membuat di Hongkong terjadi angka kematian paling tinggi di dunia per kapita. Dan pada negara Korea Selatan, untuk pertama kalinya dalam sejarah pandemi, mencapai positivity rate mendekati 90 persen.

"Sekali lagi ini mebuktikan pandemi belum berakhir. Tapi omciorn bukan satu varian bisa anggap ringan atau lemah. Bahkan suatu varian yang dapat menyebabkan kematian bisa lebih banyak dari pada delta," tegasnya. 

Karenanya, hal ini menjadi pesan penting sebagai landasan mitigasi. Bahwa pelonggaran yang dilakukan di Indonesia dilakukan secara terukur, bertahap dan tidak bisa digeneralisir. 

Selain itu perlu dilakukan deteksi dini dengan terukur. Berpedoman pada target prioritas kelompok rawan. Dan juga meningkatkan literasi dan membangun ketangguhan masyarakat di masa transisi. 

"Supaya masyarakat menjadi paham. Pandemi belum berakhir tapi seiring waktu harus melakuan pelonggaran untuk perbaikan di luar aspek kesehatan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas