Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aturan Mudik Pada Anak Usia Bawah 18 Tahun Berubah Lagi, Tanpa Antigen, Ini Komentar Epidemiolog

Kini aturan mudik berubah lagi. Salah satunya peniadaan testing antigen atau PCR sebagai syarat mudik bagi anak-anak di bawah usia 18 tahun. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Aturan Mudik Pada Anak Usia Bawah 18 Tahun Berubah Lagi, Tanpa  Antigen, Ini Komentar Epidemiolog
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
MUDIK LEBARAN - Calon penumpang siap berangkat mudik menuju Kota Padang menggunakan bus di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang, pada Senin (18/4/2022) ini Terminal Poris Plawad memberangkatkan 400 orang penumpang dengan keberangkatan bus sebanyak 150 armada bus. Sementara itu puncak arus mudik lebaran diprediksi akan terjadi pada 28 dan 29 April ini. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

Selain itu,  ketika ada pelonggaran harus diingatkan jika situasi masih serius. Agar ada peningkatan kewaspadaan dan penguatan di aspek lain.

"Kaitan dengan perubahan sebagai contoh peniadaan kewajiban tes bagi anak di bawah 18 tahun, itu ya tentu menjadi contoh dinamika dengan memberikan penguatan, dasar-dasar yang memperkuat opsi itu," papar Dicky lagi. 

Beberapa opsi yang dapat memberikan penguatan, pertama anak-anak khususnya menurut Dicky secara umum memiliki kondisi tubuh lebih kuat.

DKI Jakarta jadi provinsi pertama yang melaksanakan vaksinasi untuk anak usia 12 - 17 tahun. Pelaksanaan vaksinasi anak ini resmi dimulai Kamis (1/7/2021).
DKI Jakarta jadi provinsi pertama yang melaksanakan vaksinasi untuk anak usia 12 - 17 tahun. Pelaksanaan vaksinasi anak ini resmi dimulai Kamis (1/7/2021). (dok Pemprov DKI)

Sejauh ini meski bukan dari sisi infeksi, anak-anak berkontribusi paling sedikit dari aspek kesakitan dan kematian. Termasuk juga sebagian mereka  telah mendapatkan vaksinasi.

Itu membuat mereka memiliki potensi risiko yang kecil. Selain itu juga perlu mengingatkan anak di atas 7 tahun membiasakan menggunakan masker.

"Ini yang akan memperjelas kenapa opsi itu diambil. Tapi kalau itu tidak dilakukan dalam mitigasinya, meksipun anak-anak tetap bisa jadi kontributor," tegas Dicky.

Artinya, kata Dicky perlu ada penambahan informasi, atau tambahan kebijakan serta protokol kesehatan terkait konteks ini.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas