Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Epidemiologi Ungkap Penyebab yang Bisa Memicu Kasus Covid-19 Bertambah Setelah Musim Mudik

Ahli Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengatakan kemungkinan kasus Covid-19 meningkat setelah mudik akan tetap ada.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Ahli Epidemiologi Ungkap Penyebab yang Bisa Memicu Kasus Covid-19 Bertambah Setelah Musim Mudik
dok pribadi
Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengatakan kemungkinan kasus Covid-19 meningkat setelah mudik akan tetap ada.

"Karena apa, pertama yang kita hadapi adalah pandemi. Artinya konteks saat ini varian Omicron dan turunan semakin terbukti jelas bahwa mereka mampu bersirkulasi," ungkapnya kepada Tribunnews, Kamis (20/4/2022).

Bukan hanya pada orang yang belum divaksin.

Tapi juga pada orang yang sudah memiliki antibodi, baik setelah terinfeksi atau divaksinasi.

Meski orang yang memiliki antibodi lebih kecil kemungkinan untuk bergejala dan mengalami long covid, tapi tetap bisa terinfeksi.

Ketika terinfeksi, tentunya bisa menularkan kepada orang yang belum divaksinasi.

Baca juga: Bagaimana Kebijakan Nol-COVID Picu Pembangkangan Sipil di Cina

Berita Rekomendasi

Terutama pada kelompok rawan seperti orang lanjut usia, komorbid, atau anak di bawah usia lima tahun yang belum bisa divaksinasi.

Sehingga, menurut Dicky hal ini harus menjadi kesadaran dan kewaspadaan bersama.

Apa proteksi dari vaksinasi atau orang yang terinfeksi akan menurun setelah 4 bulan.

Sehingga, orang-orang yang sudah memilki antibodi juga berisiko untuk terpapar kembali.

Baca juga: Selama Ramadan, Binda Jateng Target Suntikkan 32.000 Dosis Vaksin Covid-19 

Lalu jangan lupa jika ada kelompok masyarakat yang belum memilki antibodi.


"Memang belum divaksinasi. Bawah lima tahun, dan juga kelompok memang memilki pemahaman ketidakpercayaan terhadap vaksin. ini kan merupakan populasi rawan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas