Sebaran Kasus Corona, Senin 30 Mei 2022: Jakarta Tertinggi, Disusul Jabar dan Banten
Berikut sebaran kasus Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Senin (30/5/2022).
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Berikut sebaran kasus baru Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Senin (30/5/2022).
Diketahui, hari ini terdapat penambahan kasus virus corona sebanyak 218 kasus.
Sebelumnya, Minggu (29/5/2022), kasus positif Covid-19 bertambah 242 kasus.
Bertambahnya 218 kasus hari ini menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 6.054.633 kasus.
Hal tersebut berdasarkan data yang diterima Tribunnews.com dari Satgas Covid-19 pada Senin pukul 16.13 WIB.
Baca juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 Lansia Masih Rendah, Ini Penyebabnya
Sementara itu, sebanyak 287 kasus sudah dinyatakan sembuh.
Sehingga, jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 5.895.176 jiwa.
Jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia bertambah sebanyak 12 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 156.586 orang.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melandai, BIN Terus Gencarkan Vaksinasi Booster di Riau
Berikut sebaran kasus corona Indonesia yang tersebar di 34 provinsi pada Senin (30/5/2022):
- DKI Jakarta: 81
- Jawa Barat: 34
- Banten: 34
- Jawa Timur: 22
- Bali: 16
- Jawa Tengah 12
- NTT: 5
Baca juga: Update Covid-19 Global 30 Mei 2022: Total Infeksi Covid-19 531,5 Juta Kasus, Total Pulih 502,1 Juta
- Papua Barat: 4
- Maluku Utara: 3
- Aceh: 2
- Kalimantan Tengah: 2
- Papua: 1
- Kalimantan Barat: 1
- DI Yogyakarta: 1
Baca juga: Genjot Dosis Booster, BIN Banten Gelar Vaksinasi Booster Covid-19 Secara Door to Door dan Terpusat
- Sumatera Utara: 0
- Sumatera Barat: 0
- Riau: 0
- Jambi: 0
- Sumatera Selatan: 0
- Bengkulu: 0
- Lampung: 0
- Bangka Belitung: 0
Baca juga: Bangun Ketahanan Kesehatan Masyarakat, BIN DIY Galakkan Vaksinasi Covid-19 di Tiga Wilayah
- Kepulauan Riau: 0
- NTB: 0
- Kalimantan: Selatan: 0
- Kalimantan Timur: 0
- Kalimantan Utara: 0
- Sulawesi Utara: 0
Baca juga: Kondisi Pandemi Covid-19 Terkendali, Satgas: Tetap Hidup Bersih dan Sehat
- Sulawesi Tengah: 0
- Sulawesi Tenggara: 0
- Gorontalo: 0
- Sulawesi Barat: 0
- Maluku: 0
Baca juga: Penanganan Pandemi Covid-19 Baik karena Program Vaksin Gratis
Ada Dua Pelajaran yang Bisa Diambil dari Pandemi Covid-19
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyebut ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari pandemi Covid-19.
Pertama, pentingnya komunikasi risiko atau strategi komunikasi. Keduanya merupakan pegangan paling awal dalam public health intervension untuk merespons suatu kejadian wabah.
"Bahkan sebelum vaksin, obat dan sebagainya. Komunikasi risiko penting. Membangun kewaspadaan, literasi dan juga membangun persepsi risiko. Sehingga tahu posisinya, apa yang harus dilakukan," ungkap Dicky pada Tribunnews, Minggu (29/5/2022).
Komunikasi risiko bukan hanya bicara kepada masyarakat saja. Tapi juga pada sektor dan pemerintahan di bawahnya. Pelajaran ini yang harus diambil.
Baca juga: Penanganan Pandemi Covid-19 Baik karena Program Vaksin Gratis
Termasuk respon secara sistim kesehatan. Bagaimana deteksi dini dimulai dari testing, dan treacing. Hal ini menunjukkan bahwa setiap aspek penyakit, terutama yang menular membutuhkan survelens dan 3T.
"Ditambah juga dengan literasi risiko. Itu yang harus dikejar banyak negara termasuk Indonesia," kata Dicky lagi.
Kedua, pelajaran yang harus diambil saat ini adalah bahwa ada fenomena reborn. Hampir dua tahun lalu, berbagai macam penyakit menular yang tadinya mewabah, angka infeksinya turun secara drastis.
"Terutama penyakit yang memang transmisi dan penularannya terjadi melalui kontak erat, dekat, kontak fisik dan udara. Ini karena ada pembatasan, 5M dan sebagainya. Ini membantu. Tapi sekarang, reborn. Jadi peningkatan," paparnya lagi.
Baca juga: Dokter Penyakit Tropik-Infeksi UI Ingatkan Lagi Masyarakat Harus Siap Hidup Berdampingan Covid-19
Bukan hanya Mongkeypox atau penyakit campak dan sebagainya. Terjadi peningkatan pada penyakit seperti Tuberkolosis dan Polio.
"Sebelumnya Polio pernah atau sudah dikendalikan, ini terjadi lagi. Ini artinya pandemi mendatangkan masalah lanjutan atau tambahan ketika kita tidak belajar dari situasi itu," tegas Dicky.
Oleh karena menurut Dicky perlu dilakukan perbaikan dengan berkolaborasi global. Tidak bisa satu atau dua negara saja. Hal ini adalah masalah bersama yang memerlukan usaha secara global.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Aisyah Nursyamsi)