Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Epidemiologi Anjurkan Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga, Khususnya untuk Kelompok Rentan

Beberapa waktu lalu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan sub varian Omicron BA.4 dan BA.5.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Pakar Epidemiologi Anjurkan Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga, Khususnya untuk Kelompok Rentan
Dokumentasi pribadi
Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu lalu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 telah masuk ke Indonesia.

Terkait hal ini, Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman pun mengingatkan terkait cakupan vaksinasi Covid-19.

Menurutnya saat ini yang menjadi perhatian adalah cakupan dosis ketiga di Indonesia yang masih rendah.

"Khususnya kelompok rawan tadi, orang lanjut usia, komorbid dan sebagainya. Hal ini berpotensi menambah kasus atau rawatan rumah sakit, termasuk kematian," kata Dicky pada Tribunnews, Senin (13/6/2022).

Bahkan di Taiwan, Dicky menyebutkan jika angka kematian jauh lebih tinggi dibandingkan saat didominasi varian Delta. Situasi ini kata Dicky menjadi pelajaran jika tidak boleh euforia atau percaya diri yang berlebihan.

Karena saat ini status masih pandemi. Sehingga apa pun bisa terjadi. Oleh karena itu menurut Dicky, akselerasi cakupan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga sangat diperlukan.

BERITA TERKAIT

"Setidaknya saya menyarankan diakhir tahun ini kita menargetkan 50 persen total populasi sudah mendapat dosis ketiga. Dan setidaknya 70 persen kelompok berisiko itu juga sudah mendapatkan dosis ketiga," kata Dicky.

Baca juga: Pakar Epidemiologi Sarankan Jemaah Haji Sering Basahi Bagian Luar Masker Supaya Tetap Lembab

Dan pada beberapa kasus dan kelompok bisa pula diberikan dosis keempat. Selain itu pemerintah perlu terus membangun kewaspadaan dan persepsi risiko.

Dengan strategi komunikasi risiko yang baik, masyarakat diharapkan tetap menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Selain itu bisa adaptif terhadap situasi pandemi.

"Tetap memakai masker, mencuci tangan, meminimalisir keramaian dan kerumunan. Termasuk di sisi lain, pemerintah juga bekerwajiban menjaga konsitensi survelens. Tidak mesti masif, tapi terjaga sesuai kondisi," kata Dicky menambahkan.

Selain itu juga setiap rumah dan tempat perlu ada peningkatan sirkulasi dan ventilasi di banyak tempat khususnya indoor.

Harus diperbaiki seperti menambahkan jendela.

Ia pun mengingatkan jika faktor lingkungan perlu diperbaiki. Baik dari internal manusia yaitu melalui proteksi vaksinasi. Dan dari eksternal yaitu melalui kebiasaan hidup sehat dan memakai masker.

Termasuk memerhatikan kesehatan hewan. Hal ini kata Dicky tidak bisa ditunda. Karena jika dibiarkan menumpuk, akan menjadi ancaman untuk wabah berikutnya.

"Termasuk bicara pandemi ini, dampak Covid-19 ketika selesai pun, dampak tidak langsung tetap ada dan belum selesai," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas