Membiarkan Diri Terinfeksi Ulang Covid-19 Bisa Berdampak Serius Pada Organ Tubuh
Jika COVID-19 dibiarkan menginfeksi atau sengaja membuat dirinya terinfeksi terulang, dampak terhadap organ akan serius.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Terkait dampak infeksi Covid-19, apa pun varian dan sub varian, jika dibiarkan menginfeksi atau sengaja membuat dirinya terinfeksi terulang, dampak terhadap organ akan serius.
Hal ini disampaikan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.
"Semakin hari semakin terbukti infeksi oleh Covid-19 ini dapat memberikan dampak serius jangka panjang yang jelas pada bukan hanya organ paru-paru," ungkapnya pada Tribunnews, Kamis (16/6/2022).
Baca juga: Ahli Sebut Covid-19 Tidak Bisa Disalahkan atas Wabah Hepatitis Akut pada Anak-anak
Seperti otak dan syaraf. Bahkan pada ibu hamil terdeteksi bisa menyebabkan terganggunya pertumbuhan pada bayi dan janin.
Dampak ini tentunya bukanlah main-main.
Dan pada anak -anak yang terinfeksi saat ini, berisiko akan mengalami penurunan kualitas kesehatan. Seperti lebih mudah terkena penyakit generatif.
"Ini kan satu hal merugikan. Masalah kesehatan anak yang terganggu kemudian berdampak pada kesehatan di masa lansia atau dewasanya bukan hal baru. Dan Covid-19 menunjukkan potensi besar itu," tegasnya.
Baca juga: Update Covid-19 Global 16 Juni 2022: Total Infeksi Covid-19 542,2 Juta Kasus, Total Pulih 517,3 Juta
Selain itu harus diingat pula jika kemampuan dari BA.4 dan BA.5 yang bisa membuat infeksi ulang. Itu menunjukkan bahwa menyegajakan diri terinfeksi tidak menyelesaikan masalah.
Tidak membuat imunitas menetap. Namun yang paling aman adalah membangun proteksi dari vaksinasi dan menjaga perilaku adaptif.
"Dengan memakai masker dan sebagainya. Dan bahkan saat ini, kasus-kasus kematian, mendadak pada orang dewasa muda. Kasus stroke meningkat pada dewasa muda, itu besar dugaan terkait dengan infeksi Covid-19," paparnya lagi.
Menurut Dicky inji yang harus disadari bahwa prinsip mencegah covid-19 lebih baik tetap diutamakan dari pada terinfeksi covid-19.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Ketua Satgas IDI Imbau Jangan Anggap Remeh, Tetap Pakai Masker
Dan juga kita semakin tersadarkan bahwa virus terus bermutasi. Hal ini terjadi jika kita tidak menerapkan pola perilaku hidup sehat.
Atau pun intervensi untuk meminimalisir pencegahan. Ketika membiarkan longgar dan membiarkan bermutasi, ini yang akhirnya semakin mengurangi efektifitas tools yang dipunyai yaitu vaksin.
"Ini memberikan pesan tidak boleh main-main, abai dan terus berkolaborasi dangan stakeholder. Terutama dengan berbagai negara dalam menekan ini. Sampai modal imunitas yang kita miliki secara global memadai," paparnya lagi.
Jika hal ini tidak dilakukan, maka orang yang rawan seperti orang lanjut usia, mereka yang memiliki komorbid, disabilitas, dan anak-anak belum yang mendapatkan vaksisn akan mengalami fatalitas.
"Sebanyak 20 persen dari mereka mengalami Long Covid-19 dan mengalami maslah penurunan dan kualitas kesehatannya," tutupnya.