WHO Beri Peringatan Pandemi Covid-19 Belum Berakhir
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, GENEVA – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.
Dia khawatir ketika jumlah kasus terus meningkat, yang secara otomatis memberi tekanan lebih lanjut pada sistem kesehatan dan pekerja.
"Gelombang baru virus menunjukkan lagi bahwa Covid-19 belum berakhir. Ketika virus mendorong kita, kita harus mendorongnya kembali." Kata dirjen WHO yang dikutip oleh Channel News Asia, Rabu (13/7/2022).
“Virus ini berjalan bebas dan negara-negara tidak secara efektif mengelola beban penyakit berdasarkan kapasitasnya, baik dari segi rawat inap untuk kasus akut maupun peningkatan jumlah orang dengan kondisi pasca Covid, yang sering disebut sebagai Long Covid,” imbuhnya.
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Capai 3 Ribu, Pakar Soroti Testing di Indonesia Rendah
Selain itu, Tedros juga menegaskan bahwa pemerintah juga harus menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti mewajibkan penggunaan masker, peningkatan ventilasi, dan protokol pengujian serta perawatan ketika penularan Covid-19 meningkat.
Pada hari Jumat (8/7), komite darurat WHO yang menangani Covid-19 melakukan pertemuan melalui konferensi video dan memutuskan bahwa pandemi tetap menjadi “Darurat Kesehatan Masyarakat dan Menjadi Perhatian Internasional”.
Sementara itu, direktur kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan, kasus Covid-19 global yang dilaporkan ke WHO meningkat 30 persen dalam dua minggu terakhir, sebagian besar didorong oleh sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5 serta pencabutan kebijakan kesehatan masyarakat.
Komite darurat WHO juga menyuarakan keprihatinan atas pengurangan tajam dalam pengujian, yang mengakibatkan berkurangnya pengawasan dan pengurutan genom.
"Ini menghambat penilaian varian virus yang saat ini beredar dan muncul," pungkas WHO.