Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Covid-19 Ngamuk Lagi, Anggota DPR Rahmad Handoyo Imbau Masyarakat Waspada dan Hati-hati

Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengimbau agar meningkatkan kewaspadaan dan lebih hati-hati setelah Covid-19 subvarian BA 2.75 masuk ke Indonesia

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Covid-19 Ngamuk Lagi, Anggota DPR Rahmad Handoyo Imbau Masyarakat Waspada dan Hati-hati
dok. DPR RI
Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengimbau agar meningkatkan kewaspadaan dan lebih hati-hati setelah Covid-19 subvarian BA 2.75 masuk ke Indonesia 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto 
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat diimbau agar meningkatkan kewaspadaan dan lebih hati-hati setelah Covid-19 subvarian BA 2.75 masuk ke Indonesia.

Tetap menerapkan protokol kesehatan, ikut vaksin lengkap, dan hidup sehat.

"Memang dari sisi fatalitas rate (BA 2.75) tidak parah. Tapi tetap akan berisiko bagi yang belum divaksin. Jadi harus tetap lebih hati-hati," kata Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo, Jumat(22/7/2022).




Rahmad mengajak masyarakat agar meningkatkan lagi semangat untuk divaksin.

Sebab saat ini, kesadaran masyarakat, baik untuk divaksin maupun menerapkan protokol kesehatan, cenderung menurun.

Menurut dia, strategi pemerintah gas rem kebijakan sudah tepat. Tingkat keberhasilannya akan tergantung pada dukungan masyarakat.

"Presiden juga sudah mengajak ayo bermasker lagi. Vaksin booster jadi syarat untuk transportasi umum dan aktivitas masuk mal dan kantor. Sehingga partisipasi masyarakat untuk divaksin diharapkan meningkat," ujar dia.

BERITA TERKAIT

Khawatir berlebihan juga tidak perlu. Tetap beraktivitas seperti biasa, tapi diikuti kewaspadaan ekstra.

Penyebaran Covid-19 subvarian BA 2.75 lebih tinggi, tapi tidak lebih bahaya dari varian Omicron dan Delta.

"Tapi tetap hati-hati, disiplin prokes dan ikut vaksin."

Baca juga: Larangan Pejabat Perjalanan Dinas ke Luar Negeri Mulai Berlaku Hari Ini

Jangan sampai masyarakat menggagap Covid-19 sudah tidak ada atau tidak bahaya. Di luar negeri, kenaikan kasus bisa ratusan ribu per hari.

Itu karena ada pelonggaran luar biasa, masyarakat bebas tidak bermasker dan tidak prokes. Jangan sampai kenaikan kasus sebanyak itu terjadi di Indonesia.

"Saya kira kebijakan PPKM tetap masih layak. Secara nasional kita masih darurat. Kita juga tidak tahu kapan pandemi berakhir. Jangan sampai kita mengikuti negara lain yang sudah bebas. Tetap lindungi orang lain dengan protkes, sampai benar-benar penyakit ini bisa ditekan," ujar Rahmad. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas