Kasus Covid-19 Naik Lagi, Satgas Minta Masyarakat Waspada
Jumlah kasus Covid-19 terus mencetak rekor baru dalam beberapa minggu terakhir. Kini berada di angka 6.000 kasus baru per hari.
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah, Wiku Adisasmito, mengingatkan kepada masyarakat untuk kembali mewaspadai penularan Covid-19.
Dalam beberapa waktu terakhir, kasus Covid-19 kembali meningkat dan kini berada di angka 6.000 kasus baru per hari.
Wiku mengatakan jumlah kasus Covid-19 terus mencetak rekor baru dalam beberapa minggu terakhir, setelah lama tak mengalami kenaikan.
Ia menjelaskan, terakhir kasus Covid-19 di Indonesia mencapai angka di atas 6.000 terjadi pada Maret lalu.
"Peningkatan terjadi perlahan tapi pasti, dari mulai 1000 pada awal juni 2000 juli dan dalam waktu satu bulan naik 3 kali lipat jadi 6.000, kasus aktif meningkat pula, sudah lama kita tidak punya kasus aktif sebanyak 46.000, terakhir terjadi pada April dan sekarang terulang. Selain itu angka kematian juga meningkat dalam tiga hari terakhir, selalu di atas 10 kasus kematian perhari," ujar Wiku dalam pernyataannya, Jumat(29/7/2022).
Baca juga: Sebaran 5.831 Kasus Covid-19 per 29 Juli 2022: DKI Jakarta Terbanyak dengan 2.987 Kasus
Wiku melanjutkan, adanya peningkatan kasus positif, aktif, kematian juga terefleksikan pada positivity rate yang sekarang diatas ambang batas WHO sebesar 5 persen.
Ia mengungkapkan, positivity rate di Indonesia perminggu ini berada pada angka 6.0 persen.
"Artinya penularan masih ada dan terjadi di masyarakat dengan pola penambahan kasus berlipat (eksponensial) untuk itu masyarakat harus waspada dengan terhadap penularan Covid yang kembali meningkat," katanya.
"Mungkin saat ini kembali sering terdengar kabar bahwa kerabat, atau orang terdekat kita terinfeksi virus Covid-19, yang menandakan bahwa kewaspadaan mulai kembali penting untuk ditingkatkan," ujarnya menambahkan.
Meski kasus meningkat, namun Wiku mengatakan ada juga kabar yang mengembirakan dimana jumlah orang yang diperiksa mengalami kenaikan signifikan dibanding awal Juli.
"Kenaikan ini patut diapresiasi, karena artinya terjadi peningkatan kesadaran masyarakat untuk tes Covid-19 ketika mengalami gejala maupun kontak erat, dengan semakin banyak diperiksa maka semakin akurat kita bisa mengetahui penyebaran penularan Covid-19," katanya.
Baca juga: IDI Sambut Baik Rencana Vaksin Covid-19 Dosis Keempat untuk Tenaga Kesehatan
Selain itu, meski kembali mengalami peningkatan kasus, namun tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (BOR) juga masih stabil, yakni berada di bawah 15 persen di 34 provinsi.
Ia menjelaskan peningkatan BOR tertinggi terjadi di Bali, Jakarta, Kalimantan Selatan, Banten, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memang menjadi provinsi penyumbang terbanyak kasus positif harian.
"Tidak lelah saya ingatkan bahwa meski saat ini BOR masih terkendali, namun kita tidak hanya wajib melindungi diri sendiri namun juga orang lain terutama kelompok rentan. mungkin gejala Covid saat ini ringan atau bahkan tidak ada gejala namun bisa saja keadaan tersebut berbeda pada kelompok rentan seperti lansia yang mungkin tertular dari kita," jelasnya.
Selain itu, kembali normalnya kegiatan sosial ekonomi masyarakat perlu diperkuat dengan penerapan dan pengawasan kedisiplinan prokes yang baik dan benar, agar keadaan normal ini tidak memicu kembali lonjakan kasus dikemudian hari.
Wiku mengimbau pada masyarakat untuk tetap menerapkan disiplin prokes, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta segera menerima vaksin lengkap atau dosis ketiga.
"Kabar baiknya jumlah orang yang menerima vaksin booster mengalami peningkatan 70 persen selama 4 minggu terakhir. ini menandakan semakin banyak yang akhirnya melakukan vaksinasi booster dan hal ini sangat baik, karena dapat meningkatkan perlindungan kolektif," katanya.
"Kenaikan kasus saat ini, bukan tidak mungkin kita akan kembali mengalami lonjakan kasus. Dengan belajar dari pengalaman lonjakan sebelumnya, memakai masker disetiap kegiatan masyarakat serta melakukan vaksinasi booster dapat membantu menekan kemungkinan terjadinya lonjakan kasus ke depannya," ucapnya. (*)