Tak Hanya Tenaga Kesehatan, Ahli Sarankan Vaksin Booster Kedua Diberikan Pada Kelompok Ini
Epidemiolog menyebutkan selain tenaga kesehatan ada kelompok yang juga perlu diprioriotaskan mendapatkan vaksin booster kedua Covid-19.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog menyebutkan selain tenaga kesehatan ada kelompok yang juga perlu diprioriotaskan mendapatkan vaksin booster kedua Covid-19.
Diketahui vaksin booster kedua Covid-19 telah resmi dimulai pada 29 Juli 2022.
Epidemiolog Griffith University Dicky menyebutkan pekerjaan yang berisiko tidak kelompok tenaga kesehatan saja, sehingga vaksin booster kedua Covid-19 juga disarankan diberikan pada kategori ini.
Baca juga: Catat, Ini Jenis Vaksin yang Digunakan untuk Vaksinasi Booster Kedua Covid-19
Siapa saja kategori yang berisiko terpapar virus Covid-19 dari sisi pekerjaan?
Menurutnya, kelompok tenaga kesehatan yang berisiko tidak hanya dokter dan perawat.
"Tapi yang berhadapan langsung dengan pasien, berhadapan langsung dengan masyarakat, itu masuk kategori itu. Mereka harus didahulukan. Bahkan ada dokter seperti saya, kalau di Indonesia misalnya, tidak akan masuk dalam kategori prioritas lapisan pertama di tenaga kesehatan," papar Dicky.
Karena tidak langsung berhadapan dengan pasien atau dengan masyarakat, menurut Dicky perlu ada seleksi yang dilakukan.
Baca juga: Dukung Dosis Keempat Vaksin Covid-19, Puan Maharani: Booster Pertama Juga Harus Ditingkatkan
Menetapkan nakes yang benar-benar harus menerima booster kedua di tengah keterbatasan vaksinator.
"Saat ini kita belum mendekati puncak. Prediksi saya di pertengahan Agustus paling cepat.Ini kesempatan yang harus dimulai.Karena ini sudah mau akhir Juli, ada waktu kurang lebih dua minggu sebelum ini berdampak," papar Dicky lagi.
Selain tenaga kesehatan, ada beberapa kelompok yang nanti nya perlu diprioritaskan.
Misalnya guru, sopir transportasi publik, termasuk wartawan yang berhadapan denggan publik.
"Jadi ini perlu maping dan prioritas supaya efektif," pungkas Dicky.
Alasan Perlunya Vaksin Dosis Keempat Perlu
Jika sekarang pemerintah telah memberikan dosis keempat untuk tenaga kesehatan, itu sudah langkah tepat.
Hal ini dikarenakan ada beberapa dasar. Pertama, pemerintah harus memastikan layanan kesehatan tidak terdampak pada pandemi.
Baca juga: IDI Sambut Baik Rencana Vaksin Covid-19 Dosis Keempat untuk Tenaga Kesehatan
"Bahwa layanan kesehatan tidak terganggu. Karena kita tahu situasi masih pandemi dan rawan. Sehingga adanya keberadaan proteksi yang maksimal dan optimal itu diperlukan," ungkapnya pada Tribunnews, Minggu (31/7/2022).
Namun, Dicky menjelaskan jika proteksi tidak hanya lewat vaksinasi saja. Tapi juga hal lain seperti alat perlindungan diri. Di sisi lain, ia pun menjelaskan jika vaksin dosis nakes terhitung kelompok yang berisiko tinggi.
Hal ini dikarenakan seringkali berhadapan langsung dengan pasien. Atau orang-orang yang kemungkinan membawa virus. Termasuk bekerja di lingkungan berisiko tinggi untuk terpapar.
"Perlindungan dengan pemberian dosis keempat ini sebenarnya bermamfaat bukan hanya nakes sendiri. Tapi juga pada masyarakat," kata Dicky menambahkan.
Baca juga: Vaksin Booster Cegah Gelombang Baru Covid-19, Epidemiolog Sarankan Dosis Keempat
Ketika nakes terproteksi, maka layanan kesehatan tidak akan terganggu. Kedua, ketika melakukan pelayanan, nakes tetap dalam kondisi sehat.
Walau vaksin yang ada saat ini selain terbukti efektif mencegah keparahan dan kematian, masih memiliki kelemahan.
Durasi proteksi belum mampu mencapai satu tahun. Rata-rata 4-6 bulan mulai mengalami penurunan. Apa lagi tenaga kesehatan, termasuk orang lanjut usia dan kelompok berisiko sudah menerima dosis vaksin sebagain besar lebih awal.
"Dan ini mereka sudah lebih 4 bulan tentunya. Wajar kalau diberikan proteksi lagi. Dan ini kewajiban pemerintah. Saya sangat mendukung ini," tegasnya.