Kasus Covid-19 di Australia Terus Meningkat, Ahli Prediksi Puncak Kasus pada Agustus
Sub varian BA.5 memiliki kemampuan efektif yang dapat menyiasati antibodi sehingga bisa menginfeksi orang yang sudah divaksin
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus Covid-19 di Australia terus meningkat.
Situasi ini cukup mengkhawatirkan.
Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman memprediksi puncak kasus covid-19 di Australia akan terjadi di pertengahan Agustus.
"Sebagai contoh di negara bagian Australia, Quesland tempat saya berada, kasus harian meningkat 7000-an, sementara Minggu lalu masih 5000-an.
Padahal jumlah penduduknya 5 juta orang jadi cukup tinggi sekali," ungkapnya pada Tribunnews, Minggu (31/7/2022).
Peningkatan kasus di Australia menurut Dicky tidaklah mengherankan.
Baca juga: Panggung Demokrasi: Lonjakan Kasus Covid-19, Bersama Dicky Budiman dan Tonang Dwi Ardyanto
Sebab sub varian BA.5 memiliki kemampuan efektif yang dapat menyiasati antibodi sehingga bisa menginfeksi orang yang sudah divaksin.
Selain itu sub varian ini memiliki kemampuan bisa menginfeksi kembali. Meski sebagian besar mereka yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.
"Faktanya capai vaksin Covid-19 di Queensland untuk dua dosis sudah berada di angka 80 persen, yang merupakan total populasi.
Sedangkan untuk dosis ketiga mendekati 50 persen," papar Dicky lagi.
Ini menunjukkan bahwa kemampuan sub varian menginfeksi lebih dari pada lainnya.
Kedua efektiftas vaksin dalam mencegah kematian dan keparahan. Makanya penting banget masalah vaksinasi termasuk peningkatan respon.
Kualitas udara dan masalah masker.
Dicky sekali lagi mengungkapkan jika Australia masih menunjukkan perkembangan kasus Covid-19 yang sangat serius.
Hal ini menegaskan jika sub varian BA.5 bukanlah sesuatu yang ringan.
"Bahkan di era Delta, tidak ada kematian tapi setelah pembukaan, kehadiran Omicron dan sub variannya, kematian hampir tiap hari ada di sini," kata Dicky lagi.