Wiku Adisasmito: Kasus Covid-19 dalam Pekan Ini Naik Hingga 15 Kali Lipat
Terjadi lonjakan kasus Covid-19. Kasus positif Covid-19 pada minggu ini tercatat sebanyak 38 ribu kasus lebih.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus positif Covid-19 pada minggu ini tercatat sebanyak 38 ribu kasus lebih.
Kasus ini terhitung tinggi jika dibandingkan awal Juni yang hanya di angka 2000 ribu.
Dengan kata lain, telah terjadi peningkatan sebanyak 15 kali lipat
"Artinya, kasus positif mingguan telah naik sebanyak lebih dari 15 kali lipat dalam Dua bulan," ungkap Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/8/2022).
Kenaikan kasus pun diiringi oleh angka kematian. Di minggu terakhir, terdapat 91 kasus kematian.
Baca juga: Satgas: Angka Kematian Akibat Covid-19 Meningkat Signifikan dalam Seminggu Terakhir
Angka ini dinilai meningkat tajam dibandingkan minggu sebelumnya yang masih berkisar pada 40 kasus kematian.
"Bahkan beberapa hari terakhir kita sempat menyentuh lebih 20 kematian dalam satu hari," tegas Wiku.
Saat ini, ada lima provinsi penyumbang kasus positif tertinggi mingguan.
Kalimantan Selatan masuk dalam lima provinsi tertinggi dengan 610 kasus pada posisi kelima.
Sedangkan diurutan pertama adalah DKI Jakarta yaitu 19 ribu kasus, disusul Jawa Barat 7000 kasus, Banten 4000 kasus dan Jawa Timur 2000 kasus.
Angka kematian di lima provinsi ini juga menunjukkan peningkatan. DKI Jakarta menjadi penambahan kematian bulanan terbanyak yaitu 29 kematian. Disusul Jawa Barat dengan 11 kematian, dan sisanya kurang dari 7 kematian.
"Sayangnya, angka bed occurred rate (BOR) pada minggu sebelumnya dapat dipertahankan di bawah lima persen, saat ini justru telah mengalami peningkatan," kata Wiku menambahkan.
BOR di DKI Jakarta adalah yang tertinggi yaitu mencapai 12,93 persen. Disusul Kalimantan selatan sebanyak 12,79 persen, dan Banten 11,25 persen.
Lalu ada Jawa Barat yang telah mencapai 8,28 persen. Hanya ada Jawa Timur yang berada di bawah 5 persen untuk lima provinsi yang masuk lima besar kasus tertinggi di Indonesia.