Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Epidemiologi Prediksi Kehadiran Sub Varian BA.2.75 T di Indonesia Hanya Masalah Waktu

Kehadiran sub varian BA.2.75 di Indonesia dinilai tinggal masalah waktu, sehingga Indonesia perlu waspada.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Ahli Epidemiologi Prediksi Kehadiran Sub Varian BA.2.75 T di Indonesia Hanya Masalah Waktu
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini diketahui sub varian Omicron yaitu BA.2.75 telah mendominasi di India.

Kehadiran sub varian BA.2.75 di Indonesia dinilai tinggal masalah waktu, sehingga Indonesia perlu waspada.

Hal ini diungkapkan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.

"Hanya masalah waktu. Karena dengan era globalisasi saat ini, hanya butuh satu minggu untuk bisa mewabah di seluruh dunia," ungkapnya pada Tribunnews, Minggu (14/8/2022).

Sebelumnya sub varian BA.5 yang saat ini mendominasi dunia termasuk Indonesia.

Diketahui sub varian ini memiliki kemampuan transmisi atau penularan yang paling tinggi di antara sub varian lain.

Berita Rekomendasi

"Ketika BA.5 dikalahkan oleh BA.2.75, ini menunjukkan tedensi bahwa BA.2.75 ini memiliki kemampuan penularan transmisi yang jauh lebih tinggi. Sehingga sejak Mei sudah terdeteksi di beberapa puluh negara," tegas Dicky.

Padahal sebagian negara telah memiliki imunitas karena vaksinasi Covid-19 yang jauh lebih besar.

Namun sub varian BA.2.75 bisa menyebar. Bahkan orang yang telah melakukan vaksinasi tiga dosis masih bisa terinfeksi BA.2.75. Walau memang banyak mayoritas tidak bergejala.

Baca juga: Waspada Omicron, Amankah Cuci Hidung dengan Nose Sanitizer?

Sejauh ini, kata Dicky data hingga saat ini belum ada data menunjukkan yang gejala berat dari BA.2.75.

Namun, sub varian ini memiliki kemampuan menginfeksi maupun mereinfeksi. 

Serta menerobos proteksi yang dibangun. Bisa dari proteksi vaksinasi Covid-19, maupun usai terinfeksi. 

"Ini harus diwaspadai karena pada gilirannya, orang yang berkali-kali terinfeksi akan berpotensi merusak organ juga mengalami Long Covid-19," paparnya lagi. 

Lebih lanjut Dicky menjelaskan jika dengan kehadiran sub varian ini bisa berpotensi memperpanjang durasi gelombang.

Ia pun memprediksi Indonesia akan menghadapi masa kritis hingga Oktober. 

"Ini artinya, sekali lagi kombinasi 3T, 5M, vaksinasi Covid-19 menjadi sangat penting. Khususnya dosis tiga atau dosis empat pada kelompok yang memang rawan menerima," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas