Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebaran 4.408 Kasus Covid-19 Indonesia 14 November 2022: Jakarta Tertinggi, Bali di Urutan Kelima

Simak update data sebaran kasus positif Covid-19 yang tersebar di 34 provinsi Indonesia, Senin (14/11/2022), berdasarkan data Satgas Covid-19.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Sebaran 4.408 Kasus Covid-19 Indonesia 14 November 2022: Jakarta Tertinggi, Bali di Urutan Kelima
Freepik/starline
Update Covid-19 Indonesia: Sebaran 4.408 Kasus Covid-19 Indonesia 14 November 2022 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut update data sebaran kasus positif Covid-19 yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia pada hari ini, Senin (14/11/2022).

Menurut data dari Satgas Covid-19, hari ini terdapat penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 4.408 kasus.

Jika dibandingkan dengan kasus pada Minggu (13/11/2022) kemarin yang sebanyak 4.877 kasus, jumlah kasus hari ini mengalami penurunan.

Total kasus positif Covid-19 hingga hari ini menjadi sebanyak 6.565.912 kasus, sejak awal terdeteksi pada Maret 2020 lalu.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah kasus positif Covid-19 tertinggi, yakni 1.771 kasus.

Di posisi kedua ada Jawa Barat dengan kasus positif sebanyak 737 kasus, kemudian disusul Banten di posisi ketiga dengan 458 kasus.

Jawa Timur menempati posisi keempat dengan 386 kasus dan di posisi kelima ada Bali dengan 270 kasus.

Baca juga: BREAKING NEWS Covid-19 Indonesia 14 November 2022, Senin Hari Ini Tambah 4.408 Kasus

Berita Rekomendasi

Berikut data sebaran kasus positif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia pada Senin(14/11/2022), dikutip dari data Satgas Covid-19:

- DKI JAKARTA 1.771

- JAWA BARAT 737

- BANTEN 458

- JAWA TIMUR 386

- BALI 270

- JAWA TENGAH 177

- DI YOGYAKARTA 99

- KALIMANTAN TIMUR 82

- SUMATERA SELATAN 49

- SUMATERA UTARA 45

- RIAU 41

- NUSA TENGGARA TIMUR 41

- KALIMANTAN SELATAN 33

- SULAWESI TENGAH 30

- KALIMANTAN BARAT 28

- NUSA TENGGARA BARAT 19

- SULAWESI SELATAN 18

- LAMPUNG 18

- KEPULAUAN RIAU 15

- PAPUA 14

- BENGKULU 14

- KALIMANTAN UTARA 11

- ACEH 8

- KALIMANTAN TENGAH 7

- SULAWESI TENGGARA 6

- BANGKA BELITUNG 6

- SUMATERA BARAT 5

- PAPUA BARAT 5

- SULAWESI UTARA 5

- JAMBI 4

- MALUKU 2

- MALUKU UTARA 2

- SULAWESI BARAT 2

- GORONTALO 0

Baca juga: Update Covid-19 Global 14 November 2022: Total Infeksi 640,1 Juta, Jumlah Pasien Sembuh 619,8 Juta

Studi: Varian Baru Covid-19 BQ.1 hingga XBB.1 Hindari Kekebalan

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, beberapa sub-varian baru yang semakin umum dari virus SARS-CoV-2 mampu menghindari kekebalan yang berasal dari vaksin dan infeksi.

Ini menurut sebuah penelitian yang dipelopori oleh Direktur Pusat Penelitian AIDS Aaron Diamond di Universitas Columbia yang ditinjau oleh majalah Time pekan ini.

Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (13/11/2022), Direktur institut tersebut, David Ho, meminta para peneliti untuk mulai mengembangkan vaksin demi melawan sub-varian baru saat ini.

Ia memprediksi sub-varian tersebut masih akan beredar pada saat vaksin baru memasuki pasar.

Baca juga: Lonjakan Infeksi Covid-19 di China Menggila, Tembus Hingga 14.288 Kasus

Sub-varian baru itu, termasuk BQ.1, BQ.1.1, XBB dan XBB.1, berevolusi dari varian Omicron.

Seperti nenek moyang mereka, sub-varian ini memiliki mutasi di wilayah virus yang berikatan dengan sel yang membuatnya sangat mudah menular.

Namun tidak seperti Omicron, tidak ada vaksin khusus varian yang menargetkan sub-varian ini.

Studi Ho, yang belum dipublikasikan atau ditinjau sejawat, menemukan bahwa pasien yang menerima dua vaksin mRNA awal ditambah dosis penguat (booster) memiliki netralisasi kekebalan 37 dan 55 kali lipat lebih rendah terhadap BQ.1 dan BQ.1.1 dibandingkan terhadap strain dari virus yang diinokulasi.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Lagi, 1.069 Pasien Dirawat di RS, 17.004 Isolasi Mandiri

Selain itu juga memiliki netralisasi 70 kali lipat lebih rendah terhadap XBB dan XBB.1.

Baik vaksin mRNA Pfizer maupun Moderna telah terbukti mencegah penularan varian apapun, keduanya pun diyakini dapat mengurangi keparahan penyakit.

Ho telah mengakui bahwa dunia sains saat ini sedang mengejar ketinggalan, dengan vaksin virus corona (Covid-19) diluncurkan hanya ketika varian yang mereka targetkan sudah berkurang peredarannya.

Ia pun mendesak para ilmuwan untuk memulai uji coba vaksin pada hewan untuk sub-varian baru saat ini.

Baca juga: Epidemolog Nilai Kasus Covid-19 yang Naik Bukan Karena Mobilitas Masyarakat yang Tinggi

BQ.1 diperkirakan akan berjumlah setengah kasus di Eropa pada pertengahan November ini dan mendominasi wilayah tersebut pada 2023.

Dikombinasikan dengan BQ.1.1, BQ.1 telah mencapai sekitar 35 persen dari kasus baru di Amerika Serikat (AS).

Sedangkan XBB saat ini sedang 'naik daun' di Singapura dan India.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Fitri Wulandari)

Baca berita lainnya terkait Virus Corona.

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas