Menkes Sebut Jelang Natal dan Tahun Baru Lonjakan Varian XBB dan BQ.1 Covid-19 Menurun
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berharap tidak ada lonjakan kasus Covid-19 menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berharap tidak ada lonjakan kasus Covid-19 menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru.
Menkes mengatakan lonjakan kasus Covid-19 subvarian XBB dan BQ.1 sudah menurun.
Baca juga: Upaya Tingkatkan Dokter Spesialis di Indonesia, Menkes Sediakan 2.500 Beasiswa di Tahun 2024
"Mudah-mudahan tidak ada karena varian barunya sudah turun sekarang," ucap Budi Gunadi di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (14/12/2022).
Menurut Budi Gunadi, gelombang Covid-19 yang sempat terjadi bukan karena mobilitas masyarakat.
Penyebab lonjakan kasus Covid-19, kata Budi Gunadi, terjadi karena adanya subvarian XBB dan BQ.1.
"Nah varian baru yang ada XBB dan BQ1 sudah mencapai puncaknya," ucap Budi Gunadi.
Baca juga: Vaksinasi Termasuk Suntikan Booster Solusi Terbaik Hadapi Virus Covid-19 yang Terus Berevolusi
Muncul BN1 di Indonesia, Seberapa Bahaya?
Saat ini dikabarkan Covid-19 Omicron subvarian baru BN1 telah muncul di Indonesia.
Budi Gunadi mengatakan hingga saat ini belum ada laporan yang menyebutkan subvarian BN1 akan menyebabkan lonjakan.
"Yang BN1 itu di luar di dunia belum ada yang membuktikan mereka bisa berpengaruh. Sudah lewat puncak kita. Nataru nanti kalau kita lihat karena variannya sudah mulai turun," pungkas Budi Gunadi.
Catatan Tribunnews.com, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menambahkan varian Covid-19 baru yang dikenal sebagai BN.1, Senin (14/11/2022).
Mengutip CBSNews, para ilmuwan pertama kali menunjuk galur BN.1 pada bulan September.
Berikut adalah sejumlah hal yang perlu diketahui dari virus Covid-19 varian BN.1:
1. Varian BN.1 adalah keturunan dari varian Omicron BA.2.75
Mengutip Fortune, BN.1 adalah nama pendek untuk B.1.1.529.2.75.5.5.1.
2. Varian BN.1 kebal vaksin
BN.1 memiliki potensi tinggi untuk keluar dari kekebalan dari infeksi dan vaksinasi sebelumnya, tulis Cornelius Roemer, ahli biologi komputasi di University of Basel di Swiss.
Para peneliti India dalam Cureus Journal of Medical Science menyebut, varian BN.1 memiliki kemampuan untuk bersaing dengan garis keturunan lain yang beredar.
3. Varian BN.1 terdeteksi di 30 negara lain
Termasuk Australia, Inggris, India, dan Austria, dikutip dari nzherald.co.nz.
4. Gejala BN.1
Hingga saat ini, belum ada indikasi BN.1 menimbulkan risiko yang lebih besar untuk penyakit parah atau kematian.
Ahli virologi Universitas Otago Dr Jemma Geoghegan mengatakan, spesies yang berbeda dari suatu organisme secara mandiri mengembangkan sifat yang sama, dalam menanggapi tekanan yang sama.
"Kami melihat subvarian ini secara mandiri mengembangkan jenis mutasi yang sama di tempat yang sama, yang berarti mereka jelas memberikan beberapa keuntungan." ujarnya.
Kendala Vaksinasi
Terpisah, Budi Gunadi Sadikin mengaku mengalami kendala saat pertama kali ditugaskan melakukan vaksinasi Covid-19.
Vaksinasi Covid-19 merupakan tugas pertama Budi Gunadi setelah diangkat Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Kesehatan.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Turun, Kemenkes Kejar Capaian Vaksinasi
Namun saat itu, Budi Gunadi mengaku kesulitan menjalani tugas perdana dari presiden tersebut.
"Kita coba pertama kali agenda vaksinasi. Berat. Itu tugas pertama bapak presiden kepada saya, tiga bulan saya balik ke pak presiden.
"Pak enggak jalan. Bapak kan nyuruh saya, ini saya setahun dipecat, enam bulan aja bisa dipecat. Enggak bisa pak"," ucap Budi Gunadi dalam sambutannya di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (14/12/2022).
Budi Gunadi mengungkapkan kendala vaksinasi adalah pada proses distribusi vaksin Covid-19 di tingkat Pemerintah Daerah.
Penyaluran vaksin Covid-19, kata Budi, hanya dapat dilakukan melalui Gubernur.
Sementara Gubernur, menurut Budi, dapat enggan menyalurkan vaksin dengan alasan politis.
Baca juga: Menkes: Kasus Covid-19 Subvarian XBB Terbanyak di Batam
"Karena kalau kita tenaga kesehatan ngirim vaksin hanya bisa ke gubernur, enggak bisa ke bupati, wali kota. Karena strukturnya begitu. Gubernur itu, bupati wali kotanya beda partai, bisa enggak dikirim sama dia. Satu partai pun kalau dia bertengkar enggak dikirim juga sama dia. Jadi kita susah," jelas Budi Gunadi.
Sehingga, Budi Gunadi mengungkapkan saat itu dirinya meminta tolong bantuan TNI-Polri untuk menyalurkan vaksin Covid-19.
"Begitu serah terima dengan gubernur, itu barang bukan barang kita pak presiden. Jadi pak menkes gimana? Daripada saya dipecat, saya minta tolong ke bapak. Panggilin kapolri dan panglima. Duduk sama bapak, nanti dibantu menkesnya. Dipanggil, dibantu, selesai," pungkas Budi Gunadi.