Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Krisis Obat di China Picu Panic Buying Masyarakat Hong Kong, Paracetamol Ludes Diborong

Meledaknya kasus COVID-19 di China, tak hanya memicu kepanikan pada jutaan masyarakat Beijing, namun juga membuat warga Hong Kong

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Krisis Obat di China Picu Panic Buying Masyarakat Hong Kong, Paracetamol Ludes Diborong
freepik
Ilustrasi obat 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEW.COM, Hong Kong Meledaknya kasus COVID-19 di China, tak hanya memicu kepanikan pada jutaan masyarakat Beijing, namun juga membuat warga Hong Kong ikut dilanda panic buying.

Hingga sejumlah apotek mengalami kekosongan pasokan obat khususnya pereda demam paracetamol. Bahkan obat parasetamol dengan merk Panadol di lima toko obat terbesar di Hong Kong ludes sejak dua pekan lalu imbas dari panic buying.

Kelangkaan obat di Hong Kong terjadi setelah jutaan warga China mengalami kekurangan pasokan obat – obatan mulai dari pereda nyeri, pereda demam hingga obat batuk. Usai kebijakan nol Covid dilonggarkan oleh Presiden Xi Jinping.

Baca juga: Breaking News Update Covid-19, Jumat 23 Desember 2022: Catat 923 Kasus Baru, 19 Orang Meninggal

Pelonggaran lockdown yang awalnya dimaksudkan untuk meningkatkan output perdagangan masyarakat China, justru telah memicu lonjakan kasus Covid hingga memakan lebih dari 5.000 korban jiwa.

Karena jumlah pasien Covid kian membludak, lantas membuat sejumlah wilayah termasuk Beijing melaporkan kekurangan persediaan medis, alat Antigen Rapid Test (ART) dan obat – obatan.

Mengutip dari CNN International, kondisi serupa juga terjadi pada provinsi paling utara yakni kota Heilongjiang dan Hainan yang berada di selatan China, masyarakat mengeluh kesulitan untuk mendapatkan pasokan setelah lusinan perusahaan di pusat farmasi utama China tak kunjung memperluas produksi obat demam dan antivirus.

Berita Rekomendasi

“Dalam lima hari terakhir, saya mengalami banyak gejala, tetapi tidak dapat membeli obat untuk mengobati sakit tenggorokan, batuk, atau demam. Tidak ada obat yang tersedia,” kata Fairy Zang salah seorang penduduk ibu kota China, yang saat ini sedang mengalami wabah Covid.

Krisis yang menghantam negeri tirai bambu membuat beberapa warga China yang tinggal di Hong Kong, Makau, dan Taiwan ikut panik mereka berbondong – bondong memborong obat pilek dan flu serta parasetamol dengan merek Tylenol dan Advil yang dijual bebas di apotik untuk dikirimkan kepada keluarga mereka di kampung halaman.

Baca juga: Lonjakan Covid di China: 1 Juta Kasus Setiap Hari, Capai Angka 4,2 Juta pada Maret Lalu

Panic buying inilah yang kemudian membuat sejumlah apotik obat mengalami kekosongan stok, salah satu pemilik toko obat bahkan mengaku harus memesan 100 boks ke distributor untuk memenuhi permintaan konsumen.

Khawatir negaranya akan mengalami nasib yang sama dengan China, membuat Sekretaris Kesehatan Hong Jong, Lo Chung-mau mulai menyerukan percepatan produksi obat di sejumlah perusahaan farmasi.

Tak hanya itu , kini pihak berwenang juga mulai melarang pengiriman obat melalui pos dari Hong Kong ke China. Pemerintah Hong Kong mengklaim bahwa cara ini dapat meredakan ketakutan warga akan adanya ancaman krisis pasokan obat berbasis parasetamol, seperti yang dialami China.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas