Antisipasi Penyebaran Covid-19, Pemerintah Italia Perketat Kedatangan Turis Asal China
Langkah tersebut dilakukan setelah 50 persen penumpang dalam dua penerbangan dari Beijing ke Milan dinyatakan positif Covid-19.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MILAN - Pemerintah Italia meningkatkan kontrol masuk bagi wisatawan asal China dengan mewajibkan tes Covid-19.
Langkah tersebut dilakukan setelah 50 persen penumpang dalam dua penerbangan dari Beijing ke Milan dinyatakan positif Covid-19.
"Pada penerbangan pertama, dari 92 penumpang, 35 (38 persen) positif. Pada penerbangan kedua, dari 120 penumpang, 62 (52%) positif," ungkap anggota dewan kesejahteraan regional Lombardy, Guido Bertolaso, yang dikutip dari Sky News.
Baca juga: Liburan Tahun Baru, Warga Jepang Serbu Pesawat dan Kereta Api saat Kasus Covid-19 Melonjak
Italia, yang menjadi negara pertama di Eropa yang dilanda Covid-19 pada Februari 2020, kini menjadi negara pertama yang memberlakukan tes Covid-19 bagi orang-orang yang datang dari China.
Melansir dari CNBC, Bandara utama Milan, Malpensa, sudah mulai memberlakukan tes Covid-19 bagi penumpang yang datang dari Beijing dan Shanghai pada 26 Desember, dan hasilnya menunjukkan hampir satu dari dua penumpang terinfeksi.
“Langkah ini penting untuk memastikan pengawasan dan deteksi kemungkinan varian virus untuk melindungi populasi Italia," kata Menteri Kesehatan Italia, Orazio Schillaci, saat mengumumkan pengujian wajib Covid-19 tersebut.
Schillaci tidak mengatakan tindakan apa yang akan dikenakan pada wisatawan yang hasil tesnya menunjukkan positif Covid-19, namun kepala kesehatan di wilayah Lombardy mengatakan mereka harus menjalani karantina di gedung-gedung yang disiapkan oleh otoritas kesehatan setempat.
Rumah sakit dan rumah duka di China menghadapi tekanan kuat pada Rabu (28/12/2022) karena gelombang Covid-19 menguras tenaga staf mereka, sementara skala penyebaran virus corona dan keraguan atas data resmi mendorong beberapa negara untuk mempertimbangkan aturan perjalanan baru untuk pengunjung asal China.
Baca juga: Pemerintah Jepang Berencana Turunkan Status Covid-19 ke Level 5 pada Maret 2023
Jepang mengumumkan mulai 31 Desember wisatawan asal China wajib menunjukkan hasil tes negatif Covid-19, sementara Taiwan akan mewajibkan tes Covid-19 bagi pengunjung asal China mulai 1 Januari 2023.
Pada Rabu malam, Amerika Serikat mengatakan akan memperketat kontrol masuk bagi wisatawan asal China mulai 5 januari 2023.
"Mulai 5 Januari semua penumpang udara usia dua tahun ke atas yang berasal dari China akan diminta untuk menunjukan hasil tes negatif, tidak lebih dari dua hari sebelum keberangkatan mereka dari China, Hong Kong dan Makau," kata seorang pejabat kesehatan AS.
Para pelancong yang dinyatakan positif Covid-19 harus menjalani isolasi selama 10 hari sebelum melakukan penerbangan ke AS. Tidak hanya itu, mereka juga harus menyertakan dokumen pemulihan sebagai pengganti hasil tes negatif.
China telah bersiap untuk mengeluarkan paspor dan visa biasa sebagai langkah besar untuk menjauh dari kebijakan nol-Covid yang telah mengisolasi negara itu selama hampir tiga tahun.
Pengumuman tersebut berarti jutaan orang China dapat pergi ke luar negeri saat liburan Tahun Baru Imlek pada bulan depan.
Perusahaan jasa perjalanan Trip.com dan Qunar mengatakan pemesanan tiket internasional dan pencarian informasi visa di situs web mereka naik lima hingga delapan kali lipat setelah pengumuman tersebut. Destinasi teratas yang dipilih warga China antara lain Jepang, Thailand, Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia.
Baca juga: Kasus Covid-19 di India Bertambah: 188 Orang Terinfeksi, Tak Ada Kematian dalam Waktu 24 Jam
China berhenti mengeluarkan visa untuk orang asing dan paspor untuk warga negaranya pada awal pandemi Covid-19 di awal 2020.
Administrasi Imigrasi Nasional China mengatakan akan mulai menerima paspor untuk warga negaranya yang pergi ke luar negeri pada 8 Januari 2023.
Badan tersebut juga mengatakan akan melanjutkan mengeluarkan persetujuan bagi wisatawan dan pebisnis untuk mengunjungi Hong Kong, serta akan menerima visa biasa dan izin tinggal.