Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dalam Sepekan, Korban Tewas Akibat Covid-19 di China Mencapai 12.658 Orang

Jumlah ini menambah daftar kematian di negeri Tirai Bambu yang mencapai 59.938 kasus per 8 Desember sampai 12 Januari 2023.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Dalam Sepekan, Korban Tewas Akibat Covid-19 di China Mencapai 12.658 Orang
CNN
Ilustrasi Coronavirus. Dari hasil laporan yang dirilis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, sejak 13 hingga 19 Januari 2023 setidaknya ada 12.658 kasus kematian terkait Covid-19 di sejumlah rumah sakit besar. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Pemerintah China melaporkan jumlah kematian pasien Covid-19 di negaranya yang telah mencapai rekor baru menjelang perayaan tahun baru Imlek 2023.

Dalam sepekan, lebih dari 12.600 dinyatakan meninggal dunia akibat infeksi Covid.

Dari hasil laporan yang dirilis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China sejak 13 hingga 19 Januari 2023 setidaknya ada 12.658 kasus kematian terkait Covid-19 di sejumlah rumah sakit besar.

Jumlah itu menambah daftar kematian di negeri Tirai Bambu yang mencapai 59.938 kasus per 8 Desember sampai 12 Januari 2023.

Baca juga: Sebaran 218 Kasus Covid-19, 22 Januari 2023: DKI Jakarta Tambah 84 Kasus Baru, Jawa Barat 41 Kasus

Dengan 5.503 orang meninggal karena gagal napas. Sementara 54.435 meninggal karena menderita Covid-19 dan penyakit yang mendasarinya.

Melansir dari Bloomberg, lonjakan tersebut terjadi imbas dari tingginya perjalanan mudik yang dilakukan masyarakat China selama periode liburan Tahun Baru Imlek yang dijuluki sebagai 'migrasi manusia terbesar di dunia,

Berita Rekomendasi

Karena mudik ini adalah pertama kalinya yang digelar setelah tiga tahun terakhir libur Imlek di rayakan tanpa adanya perjalanan domestik, masyarakat dengan antusias menyambut libur imlek dengan melakukan budaya mudik hingga aktivitas transportasi di China tembus mencapai 2 miliar perjalanan selama 40 hari terakhir.

Alasan tersebut yang mendorong penyebaran gelombang infeksi Covid-19 yang semakin meluas termasuk ke kawasan pemukiman warga pedesaan. Hingga laju kematian pasien Covid meningkat dan mencatatkan rekor baru.

“Penyebaran virus itu dapat merusak yang rentan di desa-desa dengan infrastruktur perawatan kesehatan yang jarang, ini yang membuat pasien di rumah sakit menumpuk, krematorium yang kewalahan, hingga aktivitas perkotaan ikut lumpuh.” ujar pakar kesehatan China.

Sebelum pengumuman tersebut dirilis Beijing, WHO telah mematok kematian kumulatif akibat Covid-19 di China sebesar 33.698, atau hanya satu per 322 infeksi, melonjak diluar proyeksi.

Meski pelonggaran kebijakan nol-Covid yang diberlakukan presiden Xi Jinping telah memicu kenaikan angka kematian. Namun dari segi ekonomi pendapatan sejumlah maskapai dan armada transportasi di China naik drastis.

Tercatat menjelang musim libur perayaan Cap Go Meh atau Imlek di China, pemesanan tiket kereta api untuk semua tujuan dilaporkan mengalami peningkatan sebanyak 220 persen.

Dengan tiket kereta jurusan Beijing-Zhengzhou dan Beijing-Wuhan dilaporkan mengalami permintaan paling banyak, bahkan rute tersebut ludes terjual hanya dalam hitungan jam.

Baca juga: Analis: Wabah Covid-19 Diperkirakan Telah Menginfeksi 80 Persen Populasi di China

Untuk memenuhi permintaan operator kereta api China menyiapkan 6.077 rangkaian kereta tambahan selama puncak arus mudik.

Angka itu berbanding terbalik dengan jumlah pemesanan kereta di tahun lalu, dimana saat itu aktivitas mudik masih dilarang sebagai buntut dari adanya pengetatan nol- Covid.

Situasi serupa juga terjadi pada pemesanan tiket penerbangan di sejumlah maskapai udara, dimana pencarian penerbangan dari Hong Kong ke China mengalami kenaikan tajam sekitar 521 persen imbas pelonggaran pembatasan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas