Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenkes Umumkan Hasil Survei Serologi, Antibodi Covid-19 Masyarakat Naik Hampir Tiga Kali Lipat

Kadar antibodi tertinggi ada pada masyarakat yang sudah melakukan vaksin Booster. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Kemenkes Umumkan Hasil Survei Serologi, Antibodi Covid-19 Masyarakat Naik Hampir Tiga Kali Lipat
WARTA KOTA/WARTA KOTA/YULIANTO
Warga mengikuti vaksin booster di Sentra Vaksinasi Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2022). Pemerintah bekerjasama dengan sejumlah pihak terus melaksanakan giat vaksinasi Covid-19. Banyak sentra vaksinasi yang masih dibuka di sejumlah tempat di DKI Jakarta. Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada tambahan 3.696 kasus baru corona pada 1 Agustus 2022. Dengan penambahan tersebut, jumlah kasus Covid-19 sejak pandemi terjadi di Indonesia mencapai 6.210.794 kasus positif Corona. Warta Kota/YULIANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan RI kembali mengumumkan hasil Survei Serologi SARS CoV-2 Jumat (3/2/2023).

Hasilnya, terjadi peningkatan antibodi hampir tiga kali lipat pada masyarakat yang menambah status vaksinasi Covid-19 dibandingkan orang yang tidak.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kemenkes Syarifah Liza Munira, S.E, M.P.P, Ph.D pada Konferensi Pers Jumat (3/2) di Jakarta.

Baca juga: Meski Masyarakat Indonesia Punya Antibodi Tinggi, PB IDI Tekankan Booster Masih Diperlukan

Liza mengungkapkan jika kadar antibodi tertinggi ada pada masyarakat yang sudah melakukan vaksin Booster. 

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk melengkapi dosis vaksin Covid-19

"Jadi penting melengkapi vaksinasi. Walaupun hasil dari survei ini menunjukkan kondisi imunitas penduduk Indonesia baik, kita tetap perlu menekankan dan melengkapi status vaksinasi kita," ungkapnya di Jakarta, Jumat (3/2/2023). 

Berita Rekomendasi

Selain itu, penduduk yang dalam satu tahun ini melengkapi status vaksinasinya, kadar antibodinya meningkat hampir tiga kali lipat. 

"Dari hasil sero survei pada Januari 2023 kita melihat hal utama yaitu proporsi penduduk yang memiliki imunitas SARS CoV-2 bertambah tinggi menjadi 99 persen. Proporsi masyarakat waktu bulan Juli terakhir itu sekitar 98,5 persen. Jadi masih tetap tinggi," kata Liza lagi. 

Peningkatan pun terjadi pada kadar antibodi penduduk.

Jika sebelumnya pada Desember 2021 sebesar 448, Juli 2022 meningkat jadi 2.095, dan Januari 2023 meningkat lagi jadi 3.207. 

Liza menjelaskan untuk mengetahui status imunitas dari masyarakat Indonesia Kementerian Kesehatan melakukan studi Serologi Survei bersama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang ke-3. 

Studi ini dilakukan terhadap 16.286 responden di 34 provinsi dan 99 kabupaten/kota. 

Responden yang dipilih merupakan responden yang sama dengan studi sero survei sebelumnya pada Juli 2022 dan Desember 2021. 

Pemilihan responden yang sama bertujuan agar bisa melihat perubahan kadar antibodi dari Desember 2021 sampai Januari 2023. 

Ahli Epidemiolog FKM UI Iwan Ariawan, MSPH mengatakan tujuan dari survei Serologi ini adalah untuk mengetahui berapa persen penduduk Indonesia yang sudah punya antibodi terhadap SARS CoV-2. 

Metodologi dari sero survei yang dilakukan ini berhasil mengumpulkan darah yang kemudian diperiksa antibodinya dari 16.286 responden. 

"Hasilnya, pada Desember 2021 pada orang yang sama itu 88 persen, penduduk Indonesia sudah memiliki imunitas terhadap COVID-19, di Juli 2022 naik jadi 98,5 persen. Kemudian di Januari 2023 naik menjadi 99 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi," tutur Iwan. 

Meningkatnya kadar antibodi penduduk dapat disebabkan oleh peningkatan cakupan vaksinasi atau masih terjadinya transmisi COVID-19 

"Jadi peningkatan kadar antibodi itu disebabkan karena vaksinasi atau pernah terinfeksi virus COVID-19," ucapnya. 

Lebih lanjut Iwan ia mengatakan jika berdasarkan usia, semakin tinggi umur semakin tinggi kadar antibodinya. 

Hal itu disebabkan karena pada Lansia risiko terjadinya COVID-19 berat atau meninggal itu paling tinggi. 

Sementara pada anak-anak, kadar antibodinya paling rendah pada balita karena mereka belum mendapatkan vaksinasi. 

Ahli Epidemiologi FKM UI dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D. menambahkan, survei Serologi yang dilakukan ini digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pemerintah seperti pencabutan PPKM.

Selanjutnya bisa juga digunakan untuk pengambilan kebijakan terkait vaksinasi. 

Pihaknya pun mendorong semua penduduk untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dan booster. 

Walaupun sudah punya antibodi, tapi harus ditingkatkan lagi.

"Karena virus masih ada dan masih terus bermutasi," kata dr. Pandu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas