Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Sarankan Vaksin Covid-19 Tetap Diberikan Gratis Walau Pandemi Usai

Tjandra yang pernah menjabat sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara juga mengingatkan hal penting lainnya selain vaksin yaitu tentang

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pakar Sarankan Vaksin Covid-19 Tetap Diberikan Gratis Walau Pandemi Usai
SURYA/PURWANTO
Tenaga kesehatan melakukan vaksinasi kepada warga di Puskesmas Gribig, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (24/1/2023). Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan vaksinasi Covid-19 booster kedua bagi masyarakat umum yang berusia 18 tahun ke atas secara gratis mulai hari ini, Selasa (24/1/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Guru Besar Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof Tjandra Yoga Aditama sarankan vaksin COVID-19 tetap diberikan gratis walau pandemi usai, sampai beberapa tahun ke depan.

"Ini kan penyakit yang (pernah) jadi pandemi luar biasa, jadi tentu akan baik kalau negara melindungi warganya terhadap penyakit ini, walaupun nanti sudah bukan pandemi," ungkapnya pada keterangan resmi, Sabtu (11/2/2023).

Sehingga penting untuk diberikan vaksinasi Covid-19 secara gratis.

Paling tidak sampai beberapa tahun ke depan dan setelahnya dilakukan evaluasi.

Saran ini muncul dengan adanya kemungkinan vaksin COVID-19 berbayar.

Dari Kementerian Kesehatan menyatakan masih membahas rencana vaksin COVID-19 berbayar.

Berita Rekomendasi

Serta memastikan pemberian vaksin dosis penguat kedua atau booster kedua kepada masyarakat masih gratis.

Prof Tjandra yang pernah menjabat sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara juga mengingatkan hal penting lainnya selain vaksin yaitu tentang long Covid-19.

Baca juga: Kemenkes: Vaksin Booster Kedua Gratis, Diutamakan yang Sudah Enam Bulan Vaksinasi Booster Pertama

Menurutnya, pembiayaan Long COVID-19, baiknya juga ditanggung oleh pemerintah.

Secara umum ada dua masalah long covid.

Pertama, gejala sisa ("sequelae") sesudah sakit COVID-19.

Kedua, peningkatan risiko gangguan kardiovaskuler dan penyakit metabolik, pasca terinfeksi COVID-19.

"Tetapi, harus juga diingat bahwa kita belum sepenuhnya tahu pasti tentang tiga hal. Pertama apakah vaksinnya akan diulang setiap 6 bulan. Kedua, kalau toh harus diulang maka kita juga belum tahu sampai berapa lama," paparnya lagi.

Dan poin ketiga, belum ada yang tahu apakah kedepan jenis vaksin apakah akan sama atau berubah sesuai varian muncul.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas