PAPDI Ingatkan Lansia dan Kelompok Komorbid Untuk Booster Covid-19
Pada kelompok komorbid atau yang memiliki penyakit penyerta bisa berisiko terjadi keparahan saat terinfeksi Covid-19.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI. Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM ingatkan orang lanjut usia dan pasien komorbid lakukan booster Covid-19.
Terutama di tengah tren kenaikan kasus Covid-19 jelan liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Hal dikarenakan penurunan antibodi pada lansia lebih cepat turun.
"Harus di-booster, karena mengalami (penurunan antibodi )lebih cepat dibandingkan normal. Umur lebih tua lebih cepat turun," ungkapnya saat ditemui di bilangan Jakarta, Rabu (20/12/2023).
Selain itu pada kelompok komorbid atau yang memiliki penyakit penyerta bisa berisiko terjadi keparahan saat terinfeksi Covid-19.
Sehingga diperlukan booster Covid-19 untuk memberikan perlindungan tambahan.
Perlindungan dari booster juga dibutuhkan karena virus Covid-19 semakin berevolusi.
"Menjadi konsentrasi kita virus berevolusi, infeksi covid masih banyak terjadi. Dan ada bukti penurunan kekebalan. Jadi penurunan efektifitas vaksin terhadap infeksi Omicron," jelas dr Sukamto.
Ia pun mengingatkan adanya risiko Long Covid-19.
"Oleh karena itu tetap vaksin. Ini cara agar (imun) tetap tinggi. Sehingga perlu di booster, diberi penguat," tegasnya.
Lebih lanjut dr Sukamto menjelaskan manfaat lain booster.
Menurutnya, sejauh ini vaksin Covid-19 masih cukup efektif mencegah angka perawatan di rumah sakit hingga kematian.
Orang yang tidak divaksinasi lengkap berisiko 4,6 kali terinfeksi Covid-19.
Lalu orang yang tidak vaksin 10,4 kali berpotensi dirawat di rumah sakit dan berisiko 11,3 kali terjadi kematian.
Vaksin Covid-19 beserta booster menurut Sukamto bisa mencegah risiko tersebut.