Soal Siklus Kasus Covid-19 Naik Tiap 6 Bulan, Begini Tanggapan Menteri Kesehatan RI
Siklus kenaikan Covid-19 sekali 6 bulan ini disebut karena faktor imunitas biasanya menurun karena kelelahan, stres, kurang tidur, makan tidak teratur
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Beberapa pakar mengungkapkan jika Covid-19 punya siklus yang berpotensi naik setiap 6 bulan.
Siklus kenaikan Covid-19 sekali 6 bulan ini disebut karena faktor imunitas biasanya menurun karena kelelahan, stres, kurang tidur, makan tidak teratur.
Baca juga: Menkes Perkirakan Puncak Kasus Covid-19 Subvarian JN.1 Terjadi Pada Januari
Dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal ini.
Lantas bagaimana tanggapan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin?
Menurut Budi, kenaikan kasus Covid-19 memang terlihat secara berkala, puncaknya pada 6 bulan sekali.
"Saya lihat datanya, ada (kenaikan) memang Mei, tahun ini. Memang 6 bulan ada siklusnya, walau tidak selalu tinggi. Mei iturendah. sedangkan 8 bulan lalu siklusnya tinggi. Tapi memang kita lihat ada puncak 6 bulan," ungkapnya pada konferensi pers, Jumat (22/12/2023).
Baca juga: Tembus 2 Ribu Kasus Covid-19 Per Minggu di Indonesia, Menkes: Kondisi Masih Relatif Aman
Lantas kenapa siklus ini bisa terbentuk?
Menurut hipotesanya, Budi mengungkapkan jika bisa saja hal ini terjadi karena sistim imunitas yang menurun.
"Kalau saya rasa itu lebih imunitas sistim kita. Ini hipotesa saya ya. Karena imunitas kita kan dianjurkan imunisasi oleh WHO sesudah 6 bulan (divaksinasi atau infeksi)," kata Budi lagi.
Anjuran ini bisa saja disebabkan terjadi penurunan antibodi sehingga perlu di-booster kembali.
"Ada logikanya juga kenapa setiap 6 bulan naik (kasus Covid-19). Orang-orang yang relatif sudah kebal terkena kembali," tutup Budi.