Fahira Idris: UMKM, Kiprah Penting Kartini Zaman Now
Fahira Idris mengungkapkan, di sektor informal terutama UMKM yang sejatinya merupakan tulang punggung ekonomi bangsa, perempuan menjadi aktor utama
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Sebagai salah satu tokoh perempuan penting bagi kemajuan perempuan Indonesia saat ini, warisan penting Kartini adalah menguatkan paradigma bahwa perempuan mempunyai potensi besar menjadi agen perubahan baik di keluarga, lingkungan, dan masyarakat luas. Kartini mengajarkan, menunjukkan dan mempraktikkan bahwa perempuan, apa pun potensi dan kemampuannya, harus bisa memberi manfaat bagi orang lain. Seperti yang terjadi selama pandemi, banyak perempuan yang menjadi penyokong ekonomi keluarga dengan menjadi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Anggota DPD RI yang juga aktivis perempuan Fahira Idris mengungkapkan, di sektor informal terutama UMKM yang sejatinya merupakan tulang punggung ekonomi bangsa, perempuan Indonesia menjadi aktor utama penggeraknya. Data BPS mencatat sekitar 40,2 persen dari total 60,9 juta perempuan Indonesia bekerja di sektor informal terutama UMKM. Secara kepemilikan usaha, perempuan juga mendominasi.
“Di masa pandemi ini UMKM terus menjadi penopang ekonomi nasional dan para pelakunya kebanyakan adalah perempuan. Dapat dikatakan, UMKM menjadi pilar penting bagi Kartini-Kartini zaman now. Artinya, perempuan berperan signifikan membantu Pemerintah menopang ekonomi bangsa ini lewat geliat usaha yang mereka lakukan. Untuk itu, penting bagi Pemerintah memastikan adanya insentif khusus bagi semua pelaku UMKM terutama pelaku usaha perempuan,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (21/4).
Menurut Fahira, masa sebelum pandemi atau di masa normal, UMKM menyumbang 60% produk domestik bruto (PDB) secara nasional. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang ditopang dari konsumsi rumah tangga juga dominan digerakkan sektor UMKM. Sumbangsih UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja bahkan mencapai 96% dari 133 juta angkatan kerja secara nasional serta menyumbang 14% dari total ekspor.
“Artinya potensi UMKM yang sebagian besar digerakkan perempuan sebagai salah satu penopang ekonomi nasional cukup signifikan. Oleh karena itu, Pemerintah berkewajiban menjaga geliat UMKM agar terus dapat berkontribusi bagi ekonomi nasional di tengah pandemi saat ini. Saya meyakini, keberpihakan program UMKM kepada perempuan dipastikan mampu mengurangi dampak ekonomi akibat pandemi ini. Namun, persoalannya, UMKM perempuan masih mengalami banyak permasalahan yang harus segera dicari solusinya oleh Pemerintah,” ujarnya.
Selain permodalan, akses perbankan dan pemasaran, salah satu kunci pelaku UMKM di masa pandemi ini adalah masuk dalam ekosistem ekonomi digital. Penguatan ekosistem digital mengambil peran penting dalam mendorong penetrasi UMKM dalam memasarkan produk. Laporan dari We Are Social dan Hootsuite Januari 2021 mencatat bahwa angka pengguna internet di Indonesia sudah menembus 202,6 juta orang atau 73,7% dari total populasi Indonesia.
“Persoalan utama pelaku UMKM yang didominasi perempuan selama pandemi ini adalah kehabisan kas atau tabungan dan harus mengurangi tenaga kerjanya. Oleh karena itu sangat penting Pemerintah melakukan intervensi kebijakan dan program kepada pelaku UMKM terutama terkait literasi keuangan dan agar terhubung dengan ekosistem digital,” pungkas Senator Jakarta ini.(*)