Rendahnya Minat Baca Masyarakat Jadi Perhatian Komisi X DPR RI
Minat baca penting untuk tingkatkan daya saing masyarakat.
TRIBUNNEWS.COM - Rapat Dengar Pendapat antara Komisi X DPR dengan Plt. Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) dilakukan di Gedung DPR, Senayan pada Kamis (14/4).
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra yang memimpin rapat tersebut menyatakan bahwa Komisi X mendorong PNRI untuk meningkatkan minat baca di masyarakat.
“Minat baca ini sesungguhnya sudah menjadi kebutuhan rakyat kita. Apalagi kita ketahui, berdasarkan data, masih banyak masyarakat kita yang menonton daripada membaca. Tentu kita harus cari tau, ini kendalanya apa. Kita dorong PNRI, agar meningkatkan minat baca,” kata Sutan.
Memang jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah.
Menurut Sutan, salah satu kendalanya adalah minimnya jumlah pustakawan yang ada di perpustakaan, gedung perpustakaan yang kurang terawat, dan minimnya koleksi buku.
Plt. Kepala PNRI Dedi Junaedi sendiri juga membenarkan pentingnya minat baca di masyarakat meskipun saat ini upaya pembudayaan gemar membaca memang belum berjalan maksimal.
“Belum optimalnya pencapaian tersebut dikarenakan terbatasnya alokasi APBN PNRI dalam membiayai kegiatan pembudayaan gemar membaca setiap tahunnya,” jelas Dedi.
Sutan mengaku bahwa minimnya anggaran memang dihadapi PNRI sehingga program yang dijalankan juga terbatas. Untuk tahun 2016, alokasi anggaran untuk PNRI hanya sebesar Rp 701 miliar.
“Tugas Komisi X DPR adalah di persoalan anggaran. Karena anggaran yang diberikan sangat kecil. Makanya kita minta kepada Kepala PNRI untuk berkoordinasi dengan Menteri Keuangan. Kalau memang objektif, kita sarankan kepada kementerian terkait untuk meningkatkan anggarannya,” harap Sutan.
Sutan juga berharap bahwa pemerintah akan memandang perpustakaan sebagai hal strategis yang dibutuhkan masyarakat, terutama dalam persaingan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. (Pemberitaan DPR)