Kearifan Lokal di Bali Merupakan Bentuk Nyata TPB
Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mempromosikan kearifan lokal di Bali sebagai contoh implementasi Tujuan Pem
Editor: Content Writer
Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mempromosikan kearifan lokal di Bali sebagai contoh implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Menurutnya Bali selama ini telah menjadikan upaya pelestarian alam sebagai budaya turun temurun sehingga patut menjadi contoh bagi dunia.
Hal ini ia gaungkan secara langsung kepada Presiden IPU Gabriela Cuevas Barron saat berjalannya diskusi hari kedua World Parlimentary Forum on Sustainable Development (WPFSD) yang mengusung tema ‘Enhancing Partnership towards Inclusive Financing’ di Badung, Bali, Kamis (5/9/2019). Ia berujar bahwa Bali memiliki tiga kearifan lokal yang layak untuk diketahui dunia.
“Pertama filosofi Tri Hita Karana yang memang sangat dekat dan konsep itu justru sudah mengimplementasikan daripada SDG’s itu. Kedua, konsep di Bali tentang irigasi Subak dan diakui Unesco di mana pengairan itu tidak dengan menggunakan energi yang sifatnya eksploitasi, tetapi bersinergi dengan alam. Kemudian Hari Nyepi di bali yang membuat kita merenung semua untuk kebaikan bumi,” jelasnya.
Politisi dapil Bali ini mendorong Gabriela untuk menyuarakan hal tersebut ke tingkat global dalam kapasitasnya sebagai Presiden IPU.
Sehingga menurutnya dunia dapat memahami serta terinspirasi yang tentunya menciptakan satu pemikiran inovatif dalam rangka mengimplementasikan dan mewujudkan target TPB 2030.
“Konsep itu sudah ada mengakar ke daerah-daerah. Jadi bahwa kearifan lokal itu menjadi hal yang fundamen dan sangat penting untuk sama-sama kita apresiasi dan kita duduk bersama untuk menggaungkannya. Jika ada kearifan lokal yang baik tentu patut diimplementasikan oleh berbagai negara. Ini menjadi satu konsep yang sangat inline bahkan menjadi jiwa daripada semangat pencapaian agenda SDG’s tahun 2030,” tambahnya.
Anggota Komisi X DPR RI ini juga mendorong agar para delegasi juga saling menyuarakan kearifan lokal di negara mereka yang berkaitan dengan wujud dari TPB, sehingga akan terjadi persaingan yang sangat positif guna menciptakan perdamaian di dunia. Menurutnya kehidupan di Indonesia sudah sangat erat dengan konsep TPB itu sendiri.
“Inilah peran parlemen untuk bersama-sama mencari kearifan lokal di suatu tempat untuk kita gaungkan jika baik. Dan jika baik untuk global, untuk dunia, itu bisa kita implementasikan bersama. Jadi sebetulnya adalah bagaimana bersama kita bisa mencapai agenda 2030 dan Bali juga Indonesia menjadi tempat untuk forum dalam menginspirasi hal itu,” tukasnya.
Sementara itu Presiden IPU Gabriela Cuevas Barron sangat menyambut baik apa yang telah disampaikan oleh Putu. Ia berjanji akan mempelajari materi tersebut untuk kemudian mempromosikannya.
“Saya akan menyampaikan kepada masyarakat dunia tentang local wisdom ini dan juga bersama Indonesia. Jadi kita tidak hanya lagi bertemu dalam rapat, tetapi justru memberikan kontribusi dan inspirasi yang memang patut diperjuangkan secara bersama-sama,” tuturnya dalam Bahasa Inggris. (*)