Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komisi IX DPR Sarankan Kemendikbud Buka Sekolah Secara Bertahap

Anggota Komisi X DPR Ferdiansyah menyarankan kepada Kemendikbud jika benar ingin membuka kembali proses belajar mengajar di sekolah, sebaiknya diuji d

Editor: Content Writer
zoom-in Komisi IX DPR Sarankan Kemendikbud Buka Sekolah Secara Bertahap
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Siswa sekolah dasar negeri 002 Ranai melakukan aktivitas belajar menggunakan masker di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia, Selasa (4/2/2020). Mendikbud Nadiem Makarim membantah pernah mengeluarkan kepastian dimulainya kembali masa sekolah. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi X DPR Ferdiansyah menyarankan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) jika benar ingin membuka kembali proses belajar mengajar di sekolah, sebaiknya diuji dan dilakukan secara bertahap. Mengingat tingkat resiko penularan Covid-19 di daerah berbeda-beda.

"Menurut saya sih jangan dilakukan serempak, harus bertahap. Misalnya terhadap daerah yang hijau dulu, dipastikan tidak ada yang terkena di situ, sehat-sehat," ungkap Ferdiansyah melalui rilis yang diterima Parlementaria, Sabtu (30/5/2020). 

Baca: DPR Nilai Pemerintah Abaikan Kesimpulan Rapat Penyesuaian Harga Jual BBM

Politikus Fraksi Partai Golkar ini mengakui bahwa pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19 bukan hal yang mudah karena menyangkut nyawa manusia. "Memang ribet, kan tiap daerah berbeda-beda. Yang zona merah entar dulu," sambungnya.

Selain itu, ia juga menyarankan agar Kemendikbud selalu berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sebelum memutuskan membuka sekolah di tengah pandemi. "Karena masing-masing jenjang, jenis, pendidikan karakternya berbeda, atau budayanya berbeda," ungkap legislator dapil Jawa Barat XI ini.

Baca: Kemendikbud: Dimulainya Tahun Ajaran Baru Tidak Sama dengan Pembukaan Sekolah

Setelah nantinya sekolah sudah dibuka, menurut dia, masih ada beberapa yang perlu diperhatikan. Contohnya, proses belajar mengajar di ruang kelas dilaksanakan secara bergiliran.

"Misalnya maksimum 20 orang dalam kelas dan harus jaga jarak. Terus sekolah di situ sudah berbudaya kebersihan belum, bagaimana penyediaan sabunnya, tempat cuci tangan, harus prepare juga soal itunya," pungkas Ferdiansyah. (*)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas