Anggota Komisi I Sebut Kesejahteraan Prajurit Perlu Lebih Diperhatikan
Menurutnya, remunerasi penting segera dilakukan sebagai imbal balik dari proses profesionalisme yang dilakukan oleh TNI. Remunerasi adalah reformasi.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi I DPR RI Taufiq R. Abdullah berharap kesejahteraan para prajurit ke depan akan lebih diperhatikan.
Utamanya para penerbang fighter (pilot pesawat tempur) yang harus mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan khusus yang tentu saja berbeda dengan prajurit TNI lainnya.
"Kesejahteraan prajurit prajurit kita agar mendapatkan asupan gizi dan kalori yang cukup dan fitness (pembentukan otot) saya kira perlu ditambah saat ini 5.000/hari dapat 2 telur ayam. Utamanya para penerbang fighter (pilot pesawat tempur),” ucap Taufiq saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi I DPR RI ke Pangkalan TNI Angkatan Udara (LANUD) Iswahjudi di Madiun, Jawa Timur, Kamis (18/3/2021).
Diketahui, saat ini tunjangan kinerja (remunerasi) TNI sebesar 70 persen dan dalam rencana akan dinaikkan menjadi 80 persen pada tahun 2021 dan akan mencapai 100 persen di tahun berikutnya. sedangkan besaran uang lauk pauk (ULP) sebesar Rp 60.000 per hari. “Nah ULP ini yang menjadi perhatian kita di Komisi I DPR RI,” tegas Taufiq.
Remunerasi ini penting segera dilakukan sebagai imbal balik dari proses profesionalisme yang dilakukan oleh TNI. Remunerasi ini dilakukan untuk mewujudkan reformasi di lingkungan TNI.
Reformasi di lingkungan TNI tidak bisa dilakukan tanpa memperhatikan masalah persoalan kesejahteraan prajurit itu sendiri.
Karena itu, dengan perbaikan kesejahteraan prajurit, TNI juga semakin dituntut untuk mewujudkan tentara yang profesional dan tangguh sebagai fungsi pertahanan dan keamanan dalam menjaga keutuhan wilayah NKRI.
Di sisi lain, politisi Fraksi PKB ini mengingatkan agar alat utama sistem senjata (Alutsista) Lanud Iswahjudi juga harus diperhatikan. “Alutsista yang dimiliki Lanud Iswahjudi saat ini secara kuantitatif memang masih kurang. Alutsista yang ada belum bisa dioperasikan secara menyeluruh karena adanya perawatan dan lain hal. Tentu ini butuh biaya operasional dalam merawatnya,” pungkas Taufiq. (*)