Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penjualan Hewan Kurban Menurun, Pemerintah Diminta Beri Pendampingan Pada Peternak

Hampir seluruh daerah di Indonesia mengalami penurunan penjualan hewan kurban di tahun 2021 akibat gelombang kedua Covid-19.

Editor: Content Writer
zoom-in Penjualan Hewan Kurban Menurun, Pemerintah Diminta Beri Pendampingan Pada Peternak
dok. DPR RI
Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengatakan, hampir seluruh daerah di Indonesia mengalami penurunan penjualan hewan kurban di tahun 2021 akibat gelombang kedua Covid-19 yang memaksa pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

"Saya mendapat laporan dari beberapa kelompok peternak, terutama kelompok ternak kambing dan sapi yang tersebar di Indonesia, semua kompak menyatakan bahwa tahun ini penjualan hewan kurban sapi dan kambing mengalami kemerosotan yang cukup signifikan. Meski ini (PPKM Darurat) keadaan yang sangat terpaksa demi mengendalikan penyebaran virus varian delta yang sangat menular dan berbahaya, saya sangat prihatin terhadap kejadian ini karena upaya penyiapan hewan kurban telah dilakukan sejak 11 bulan lalu," tutur Akmal dalam keterangan tertulis, Rabu (14/7/2021).

Politisi Fraksi PKS ini meminta kepada pemerintah, agar pasca Iduladha, ada program pendampingan untuk semakin mengembangkan ternak sapi dan kambing. Dengan tidak terserapnya hewan kurban berupa sapi dan kambing atau domba, cadangan hewan ternak ini masih banyak di lapangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di hari-hari berikutnya.

Legislator dapil Sulawesi Selatan II berharap, ketika pendampingan kepada para kelompok ternak di seluruh Indonesia ini berjalan dengan baik, pemenuhan kebutuhan daging yang selama ini kerap kali berpolemik akibat daging impor dapat teratasi di masa mendatang.

"Kita ini tidak pernah berhasil dalam mengelola kebutuhan daging secara nasional. Padahal kebutuhan tersentralisasi di kota besar terutama Jabotabek, Medan, Bandung dan Surabaya. Segala macam program seperti penyelamatan sapi betina produktif, sensus sapi rakyat, penyilangan bibit unggul dan lain sebagainya, tetap ada waktu-waktu tertentu daging mahal, impor pun jadi masalah," ujarnya.

Akmal melanjutkan, ketika hewan ternak tidak banyak yang terserap, akan terjadi banyak konsekuensi bagi para peternak. Pertama pendapatan mereka menurun drastis. Kedua, ketersediaan hewan cukup melimpah. Sehingga para peternak ini perlu di dampingi baik sisi modal maupun pemasarannya di kemudian hari.

"Iduladha tahun ini meskipun terjadi penurunan jumlah, saya berharap tidak mengurangi kualitasnya. Dengan tetap berjalannya protokol kesehatan yang sangat ketat, memang menjadi suasana kurban berbeda dari tahun-tahun sebelum pandemi. Semoga para peternak tetap semangat untuk mengembangkan peternakan sapi dan kambingnya, dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri pasca Iedul Adha dapat dilakukan tanpa melakukan importasi," tutup Andi Akmal Pasluddin.(*)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas