Poltek SSN Berperan Penting Hadapi Tantangan Keamanan Siber
Politeknik Siber dan Sandi Negara (Poltek SSN) berperan penting dalam menghadapi tantangan keamanan siber di era revolusi industri saat ini.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari memandang keberadaan Politeknik Siber dan Sandi Negara (Poltek SSN) berperan penting dalam menghadapi tantangan keamanan siber di era revolusi industri saat ini.
Mengingat diperlukannya penguatan dan pengembangan SDM terutama dalam penguasaan teknologi keamanan siber, seiring dengan meningkatnya pengguna internet di Indonesia sebanyak 73,7 persen populasi penduduk yang tidak diimbangi dengan kesadaran keamanan siber yang baik.
"Peran dan keberadaan Poltek SSN saya kira penting di dalam menyiapkan SDM untuk BSSN dan juga tentunya para pemangku kepentingan yang membutuhkan proteksi ataupun kemampuan SDM siber di seluruh kementerian dan lembaga. Poltek SSN ini keberadaannya sangat menjanjikan sesungguhnya apalagi kalau kita tingkatkan sarana prasarana, teknologi, juga tenaga-tenaga pengajarnya," jelas Kharis saat memimpin kunjungan kerja spesifik Komisi I DPR RI ke Poltek SSN di Bogor, Jawa Barat, Senin (13/12/2021).
Memiliki peranan yang sangat strategis di era digital saat ini, Kharis mendorong Poltek SSN untuk meningkatkan jumlah peserta didiknya seiring dengan peningkatan dukungan anggaran serta sarana dan prasarananya.
"Terus terang kami sangat apresiasi dan kagum terhadap kemampuan peserta didik di Poltek SSN ini, oleh karena itu saya kira Poltek SSN membutuhkan dukungan anggaran yang lebih banyak lagi daripada yang biasanya," ungkap politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Dalam kunjungan tersebut, Komisi I DPR RI juga menyaksikan secara langsung demonstrasi serangan siber melalui telepon genggam milik pribadi. Dari demonstrasi yang dilakukan tersebut, Kharis mengaku terkesan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik Poltek SSN tersebut.
"Terus terang kami agak terintimidasi dengan demo ini, tapi kami sangat bangga melihat kemampuan mereka yang cenderung masih muda-muda. Dan saya rasa apa yang ditampilkan itu masih sebagian kecil dari banyaknya kemampuan yang dimiliki," terangnya.
Untuk itu, di dalam mempersiapkan dan penguatan SDM untuk menghadapi tantangan keamanan siber tersebut, Kharis turut mendorong Poltek SSN agar terus meningkatkan kerja sama atau kemitraan strategis dengan dunia usaha, dunia industri dan pemangku kepentingan lainnya guna mendukung aktivitas Tri Darma Perguruan terhadap Siber dan Sandi Negara.
"BSSN kita harapkan akan menjadi badan yang cukup powerful dalam mengawal pengamanan siber di Indonesia," imbuh legislator dapil Jawa Tengah V itu.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BSSN Hinsa Siburian menghaturkan ucapan terima kasih serta mengungkapkan beberapa tahun belakangan ini proses penerimaan mahasiswa di Poltek SSN mulai dilakukan pembenahan.
Dalam pelaksanaan seleksi penerimaan mahasiswa baru dilaksanakan melalui Seleksi Kompetensi Dasar dan Seleksi Akademik menggunakan Sistem Computer Assisted Test (CAT) Badan Kepegawaian Negara.
"Mulai tahun depan secara bergelombang akan kami laksanakan pelatihan-pelatihan khususnya terkait cyber security. Secara umum kami sedang berbenah terutama di masa pandemi Covid-19 saat ini. Secara intensif kami melakukan pemeriksaan dan mahasiswa kami pun juga sudah di vaksin dua kali, proses kegiatan belajar mengajar kami khususnya di masa pandemi ini dilakukan dengan prokes yang sangat ketat," ujarnya.
Poltek SSN adalah Perguruan Tinggi Kedinasan yang diselenggarakan oleh BSSN. Mahasiswa Poltek SSN merupakan Mahasiswa Ikatan Dinas (dari umum) dan Mahasiswa Tugas Belajar.
Poltek SSN menjadi bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang mengarah pada terbentuknya SDM yang memiliki kemampuan dan profesionalitas di bidang Persandian dan Keamanan Informasi dan bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia terdidik yang memiliki kompetensi khusus di bidang Persandian dan Keamanan Informasi serta mempunyai karakter kuat sesuai dengan Etos Sandi.
Turut hadir Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid (F-PG) dan sejumlah Anggota Komisi I DPR RI di antaranya, Sturman Panjaitan, Mukhlis Basri, dan Itet Tridjajati Sumarijanto dari F-PDI Perjuangan), Dave Akbarshah Fikarno (F-PG), Rachel Maryam Sayidina (F-Gerindra), Hasbi Anshory (F-Nasdem), Taufiq Abdullah (F-PKB), Jazuli Juwaini, Sukamta dan Almuzzamil Yusuf dari F-PKS.(*)