Soroti Risiko Polusi Udara, Anggota Komisi IX DPR RI Minta Pemerintah Siapkan Solusi Jangka Pendek
Anggota Komisi IX DPR RI meminta pemerintah untuk mempersiapkan solusi jangka pendek untuk menangani permasalahan polusi udara.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina mendorong pemerintah untuk mempersiapkan solusi jangka pendek dalam mengatasi polusi udara terhadap anak-anak.
Menurutnya, kualitas udara di sejumlah wilayah di Indonesia beberapa waktu terakhir ini dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Maka dari itu, ia menekankan untuk anak dan lansia yang menjadi korban rentan menderita penyakit akibat kualitas udara yang buruk.
“Dampak kualitas buruk pada kesehatan anak bisa mengkhawatirkan. Anak-anak yang kurang daya tahan tubuhnya bisa dengan mudah terjangkit penyakit. Termasuk juga bagi lansia dan orang yang memiliki penyakit komorbid,” ungkap Arzeti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/6/2023).
Politisi Fraksi PKB itu menambahkan, pemerintah saat ini memang tengah menyiapkan solusi jangka panjang dalam upaya perbaikan kualitas udara. Adapun solusi yang dilakukan dengan menggencarkan program kendaraan listrik guna mengurangi polusi.
Meski begitu, ia menilai harus ada upaya jangka pendek di sektor kesehatan dalam menghadapi ancaman kualitas udara yang buruk.
“Ancaman polusi udara meningkatkan risiko infeksi pernafasan akut, seperti ISPA dan pneumonia. Kita tidak bisa menutup mata bahwa polusi udara juga bisa berdampak pada risiko penyakit jantung dan kanker untuk jangka panjang. Maka itu, ini harus menjadi perhatian yang cukup serius,” jelas Arzeti.
Persoalan kesehatan, lanjut Arzeti, kini tidak lagi menunggu untuk pencapaian program-program jangka panjang dari pemerintah. Terkhususnya untuk kelompok rentan seperti anak-anak. Sebab, berdasarkan informasi yang ada, banyak anak-anak yang belakangan mudah terkena penyakit.
“Akhir-akhir ini banyak anak-anak yang mudah terserang batuk dan flu. Tidak sedikit juga yang sudah terkena ISPA. Tentunya harus diwaspadai, karena menurut WHO, ISPA menjadi penyebab utama angka kematian akibat penyakit menular di dunia,” ujarnya.
Melansir dari berbagai sumber, Legislator Dapil Jawa Timur I itu menegaskan, para dokter telah mengimbau kelompok sensitif untuk lebih waspada terhadap kualitas udara saat ini, khususnya di Jakarta. Kelompok sensitif yang dimaksud adalah yang rentan terhadap polusi udara, misalnya ibu hamil, balita, dan lansia.
“Perlu adanya solusi jangka pendek yang komprehensif dalam menangani ancaman polusi udara dari sisi kesehatan. Hal itu juga harus berkesinambungan dengan kesadaran dari masyarakat yang juga berperan penting akan membantu memulihkan kondisi udara saat ini,” tutupnya.