Riccardo Montolivo, si Jerman Bertekad Loyal pada Italia
Riccardo Montolivo, menganggap pertandingan semifinal melawan Jerman, Jumat (29/6), sebagai pertemuan istimewa.
TRIBUNNEWS.COM – Pemain di timnas Italia yang berjuluk pecundang dalam drama adu penalti melawan Inggris, Riccardo Montolivo, menganggap pertandingan semifinal melawan Jerman, Jumat (29/6), sebagai pertemuan istimewa.
Bukan hanya bagi Gli Azzurri Italia, tetapi juga secara pribadi bagi hati dan keluarganya. "Semifinal melawan Jerman akan menjadi pertandingan spesial bagi saya pribadi," kata pemain baru AC Milan ini kepada Digibet, Selasa (26/6/2012).
Kendati secara fisik berbalut kostum biru Italia, jauh di dalam hatinya Montolivo tetap memiliki sisi Jerman. Ya, karena gelandang kelahiran Caravaggio Italia, 18 Januari 1985 ini merupakan blasteran Jerman-Italia. Sang ibu, Antje, merupakan fan berat Jerman karena berasal dari Ploen di negara bagian Schleswig-Holstein, sedangkan sang ayah asli Italia.
Bahkan Montolivo (27) memiliki kewarganegaraan ganda, Italia dan Jerman sehingga wajar bila ia bisa berbicara sama bagusnya dalam dua bahasa itu. Sekarang perjalanan nasib seperti membawanya menghadapi negara keduanya, Jerman.
Sejak awal kariernya, Montolivo bisa saja memilih Jerman meski tidak banyak pemain asuhan Joachim Loew yang memiliki latar belakang di luar Jerman. Sang ayah justru memberikan pendidikan ala Italia sejak Montolivo kecil dan memasukkannya ke akademi Bergamo.
Setelah pindah ke Fiorentina dan bermain selama tujuh tahun, Montolivo akan resmi berbaju AC Milan pada 1 Juli nanti dengan durasi kontrak empat tahun.
"Kalau pertandingan ini berlangsung, mungkin ada sedikit ketegangan antara kedua orangtua saya," kelakar Montolivo yang masih rajin berkunjung ke 'rumahnya' di Jerman. "Karena ibu saya 60 persen pendukung Jerman dan 40 persen pro Italia. Tetapi saya siap menghadapi tantangan Jerman."
"Bagaimana pun pilihannya, jiwa saya memilih Italia dan ingin membawa negara ini mengalahkan Jerman," tekas pemain yang memberikan 17 gol untuk Fiorentina ini.
Duel melawan Jerman dianggap Montolivo sebagai pertaruhan karier karena Jerman membawa gengsi besar sebagai calon juara. Sebaliknya Montolivo ingin membuktikan bahwa ia tetap seorang 'Jerman' yang setia dengan pilihannya membela Azzurri.
"Ketika Italia dan Jerman bermain di semifinal Piala Dunia 2006, saya menontonnya lewat layar televisi," tutur Montolivo yang membuat debutnya di timnas senior pada Oktober 2007.
Tekad si Jerman Biru (karena ia berbaju Italia) untuk menunjukkan loyalitasnya akan bergantung strategi Cesare Prandelli. Montolivo bermain padu dengan Andrea Pirlo di tengah saat melawan Inggris, setelah rekannya, Thiago Motta cedera. Daniele de Rossi pun memuji Montolivo karena memiliki kharakteristik bermain yang sama. (dey)