13 Jemaah Haji Asal Sumatera Barat dan Bengkulu Meninggal di Tanah Suci
Total jemaah haji asal Sumatera Barat (Sumbar) dan Bengkulu yang meninggal di Tanah Suci hingga hari ini mencapai 13 orang.
Editor: Dewi Agustina
Terakhir, Saleha Jamaludin Coto (82) asal Bengkulu yang meninggal pada 18 Agustus pukul 21.45 WAS circulatory diseases dan dimakamkan di Sharaya.
Amanah Jadi Petugas Haji dan Tamu Allah
Asrul, seorang petugas kloter dari Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar) bersyukur mendapat amanah dari negara untuk bisa melayani tamu Allah.
Di samping melayani tamu Allah, ia juga mendapatkan bonus untuk menunaikan rukun Islam kelima.
"Rasa syukur yang luar biasa. Tidak lebih dari itu. Kalau bicara bonus, tentu ada bonusnya.
Sembari melayani jamaah, kita juga bisa melakukan ibadah haji," kata Asrul, Rabu (10/7/2019) saat ditemui di Embarkasi Haji Padang.
Menurut Asrul, rezeki yang diberikan Allah kepadanya patut disyukuri.
Bagi Asrul, makna haji itu adalah bagaimana kita sebagai manusia bisa mengkaji jati diri.
"Haji adalah hijrah dan kembali kepada jati diri sebenarnya. Arafah itu kan pengakuan yang tulus atas dosa dan khilaf yang diperbuat. Oleh karena itu, kita harus mampu mengenal siapa kita dan kita akan kemana," jelas Asrul.
Menuju Arafah, semua jemaah akan mengenakan kain ihram.
Di sana akan terasa, kalau manusia tidak ada apa-apanya di hadapan Allah.
Baca: Mendagri Pastikan Sanksi Pemda yang Merekrut Tenaga Honorer
"Jabatan apapun yang kita miliki, kekayaan apapun, terakhir itu memang kain putih yang akan kita bawa menghadap Allah," tambah Asrul.
Sebagai ketua kloter, Asrul bertugas memandu dan memfasilitasi semua pelayanan umum dan juga akan membantu ibadah jamaah.
"Dengan catatan orientasinya bagaimana kita membuat jemaah bisa melaksanakan ibadah sesempurna mungkin," kata Asrul.
Setiap jamaah yang berangkat haji, kata dia, pasti ingin mendapat haji yang mabrur.